Hai’ah Tahfidz al Qur’an (HTQ) kembali menggemakan kalamullah dalam sunyi. Liburan semester pada umumnya digunakan mahasiswa sebagai ajang untuk liburan guna melepas semua penat sehabis ujian di kampus. Beraneka ragam cara yang dipilih oleh mahasiswa untuk mengisis liburan ini. Begitu pula HTQ unit mahasiswa memberi sebuah pilihan yang dapat dipertimbangkan untuk mengisi hari libur mahasiswa ini, tidak hanya berorientasi pada kebahagiaan dunia yang fana saja tetapi juga kebahagiaan yang lebih kekal dan abadi. Adalah Syahrul Qur’any (Syauqi) VI yang merupakan salah satu cara mengisi liburan dengan berorientasi pada al Quran, fokus pada bagaimana peserta mampu menghafal ayat suci yang diturunkan kepada Nabi akhir zaman, Muhammad saw. Acara ini tidak hanya diperuntukkan bagi mahasiwa yang sudah mempunyai hafalan saja, akan tetapi bagi siapapun yang ingin menghafal al Quran. Karena di dalam kegiatan ini akan disediakan mediator dan fasilitator yang akan mendukung untuk mempermudah hafalan.
Bertemakan “Mengukir Cinta Bersama al Quran” panitia Syauqi VI mengajak seluruh mahasiswa UIN Malang untuk mencintai al Quran selama satu bulan penuh lebih dari hari biasanya. Sehingga al Quran tidak hanya menjadi mu’jizat mati yang tak bernyawa tapi sanggup menjadi pedoman hidup manusia.
Ketua pelaksana, Muhammad Fahmi berharap HTQ mampu berkontribusi untuk membantu UIN Malang menuju World Class University. Senada dengan itu, Syamsul Ulum, Wakil Direktur HTQ Unit Mahasiswa mengatakan bahwa kegiatan hafalan yang dilakukan oleh mahasiswa ini merupakan sebuah integrasi yang real antara ilmu dan spiritual. “Pada awalnya kegiatan Syauqi ini bernama karantina tahfidz yang digagas oleh mahasiswa sendiri agar dapat lebih fokus dalam menghafal,” ungkap wakil direktur yang juga dosen di FTIK tersebut. Hal ini menjadikan kegiatan Syauqi ini menjadi lebih berarti karena memang dipelopori oleh mahasiswa.
Pembukaan ini juga dihadiri oleh Wakil Rektor II, Sugeng Listiyo Prabowo yang akan membuka langsung acara Syauqi IV ini secara resmi (7/1). “Hampir semua pengunjung yang datang ke kampus ini selalu berdecak kagum ketika mereka mengetahui bahwa ada lebih dari 1.500 mahasiswa yang sedang menghafal al Quran,” ceritanya dengan bangga. Kisah ini sekali lagi menjadi bukti bahwa HTQ memang menjadi centre point dari kampus hijau ini yang tidak dimiliki oleh kampus lain di seluruh pelosok tanah air. Dukungan penuh akan diberikan oleh pihak kampus guna mendukung semua kegiatan HTQ ke depannya. Keberadaan HTQ ini memang menjadi berkah tersendiri bagi kemajuan kampus yang beralamat di Jalan Gajayana no.50 Malang ini. Sebut saja perubahan status dari Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) yang belum pernah ada dalam sejarah. Di sisi lain, banyaknya mahasiswa asing yang datang untuk menimba ilmu di kampus hijau ini yang juga menjadi indikator UIN Maulana Malik Ibrahim untuk menuju salah satu kampus dengan label World Class University. “Kita sepakat, hal-hal yang tidak logis ini terjadi karena ngaji-nya anak HTQ,” tuturnya penuh kebanggaan dengan disertai gemuruh tepuk tangan peserta Syauqi IV. Semoga sambutan yang diberikan oleh Wakil rektor II bidang administrasi umum ini menjadi cambuk motivasi bagi seluruh anggota HTQ dan semua peserta Syauqi IV untuk menjadi lebih baik lagi.
Posting Komentar