Sebagai finalling beberapa agenda akademik dalam rangka mengembangkan kurikulum yang kompatibel dengan kurikulum yang ada di dunia Internasional, agenda yang ada di dua fakultas UIN Maliki, yaitu Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah. Pada hari ini, menetapkan beberapa poin yang nantinya akan di rekomendasikan terhadap kurikulum yang akan di tetapkan di dua fakultas tersebut (7/2).
Pada kesempatannya, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Kelembagaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. DR. Jamhari Ma’ruf yang turut mengikuti agenda hari ini, yaitu wawancara dengan mahasiswa, alumni, dan wali mahasiswa. Guru besar yang turut andil dalam mendatangkan tiga Team Review Kurikulum Australia Tim Lindsey, Simon But, dan Mary Galleghar memaparkan, bahwa kunjungan Team Reviewer selama satu minggu di UIN Maliki merupakan dukungan UIN Syahid Jakarta terhadap UIN Maliki, di dalam mewujudkan impian UIN Maliki menjadi kampus yang bertaraf Internasional, yaitu World Class University (WCU).
Dalam hali ini, paparnya, hal yang disiapkan untuk menuju WCU adalah mengembangkan kurikulum yang kompatibel dengan Prodi yang ada di luar negeri. Setelah melakukan tinjauan dan wawancara, team reviewer kedepannya akan merekomendasikan beberapa hal penting salah satunya adalah, dalam pembaharuan kurikulum nantinya harus di tekankan pada bidang keilmuan yang praktis, memperbanyak kapada praktek.
Agar output dari Fakultas Syariah dan Fakultas Tarbiyah menjadi seorang ilmuan yang profesional yang tanggap terhadap problematika yang terjadi di masyarakat. “Tentunya selain menekankan pada satu hal tersebut, masih ada banyak hal yang perlu di diskusikan dengan dekan dan jajaran dosen guna menghasilkan kurikulum yang mempunyai tiga kompenen, yaitu berbasis integrasi, KKNI, dan WCU,” katanya dengan mantap.
Guru besar UIN Syahid yang sempat diwawancarai crew Gema tersebut menambahkan, sesungguhnya Team Reviewer setelah melakukan tinjauan dan wawancara menilai, bahwa kurikulum yang telah ada di Fakultas Syariah dan Tarbiyah sudah sangat baik. Hal itu dinilai dari paparan mahasiswa, alumni, dan wali mahasiswa yang mengatakan bahwa sistem dan pelayanan akademik yang telah ada sudah sangat baik. “Hususnya kerjasama yang dijalin Fakultas Syariah dengan Universitas Brawijaya, yaitu Dooble Deegre,” tambahnya pula.
Adanya program Dooble Deegre tersebut, masih paparan Jamhari, menjadi nilai ples bagi Fakultas Syariah dan tentunya berimplikasi terhadap lulusan yang mempunyai wawasan hukum yang matang dan mempunyai keilmuan yang luas. “Satu hal lagi, lulusannya akan menyabet dua gelar sekaligus, yaitu wisudawan dengan gelar SHi, dan SH,” tambahnya dengan senyum ramah.
Posting Komentar