Seminar Internasional: "HAKI dan Peradilan Agama Dalam Konteks Wacana Global"

8 copy

“Meskipun tidak ada yang hadir dari mahasiswa tidak apa-apa. Karena kajian syariah tidak memandang kuantitas tetapi kualitas,” ungkap dekan Fakultas Syari’ah, Roibin mengutip perkataan Tim Lindsey. Seminar internasional yang menghadirkan 2 tamu lintas negara ini dilaksanakan di Gedung C lantai 3. Meski kondisi kampus masih liburan semester ganjil yang akan berakhir sekitar 2 minggu lagi, seminar ini masih mendapatkan antusias yang besar bagi civitas akademika, khususnya Fakultas Syari’ah. Kehadiran tamu yang berasal dari negara kangguru, Australia ini juga sekaligus manjadi viewer kurikulum 2 fakultas di UIN Maulana Malik Ibrahim, FITK dan Syari’ah. Sehingga kurikulum dari kedua fakultas ini akan berstandar internasional.

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Syari’ah ini mengatakan bahwa kedua tamu yang hadir ini, Tim Lindsey dan Simon Butt merupakan pemateri yang expert di bidang hukum Islam. Sehingga seminar ini menjadi sebuah moment yang penting untuk saling bertukar pikiran, ide dan gagasan. “Mereka berdua merupakan outsider yang melihat fenomena hukum Islam di Indonesia. Sehingga kita akan mengetahui bagaimana tanggapan mereka tentang Pengadilan Agama yang ada di Indonesia dilihat dari teropong outsider dalam bingkai budaya ke-Indonesiaan,” ungkap dekan yang juga imam Masjid at Tarbiyah ini. Pasalnya pengadilan di Indonesia tidak hanya semacam, ada Pengadilan Militer, Pengadilan Agama, Pengadilan Umum, dan juga Pengadilan Agama.

Seminar kemudian dilanjutkan dengan pembukaan secara resmi oleh Wakil Rektor I bidang akademik, Zainuddin. Dalam sambutannya, beliau mengatakan langkah yang telah dilakukan oleh Fakultas Syari’ah dengan mendatangkan viewer asing untuk menelaah kurikulum fakultas akan mempermudah jalan kampus hijau untuk menuju World Class Unioversity (WCU). Setelah kemarin lusa UIN Maulana Malik Ibrahim mendapat akreditasi “A” bersama UIN Syarif Hidayatullah. “Hanya ada 2 PTAIN yang mendapatkan akreditasi ini,” ungkapnya penuh syukur. Hal ini merupakan tanda-tanda positif yang harus dipertahankan.

Dalam seminar yang berlangsung pagi ini, Tim Lindsey akan menjelaskan posisi Pengadilan Agama yang ada di Indonesia. Kedatangnya ke Indonesia pada 1977 membuat Bahasa Indonesia yang ia gunakan mudah difahami oleh audience. Pemateri yang telah 2 kali datang ke UIN Malang ini mengatakan bahwa Pengadilan Agama merupakan sebuah revolusi peradilan yang baik. Para hakim tidak mengambil hukum berlandas pada syari’at saja akan tetapi juga pada undang-undang yang berlaku di negara tersebut. Profesor dengan 99 karya tulis berlevel internasional ini juga menilai bahwa Peradilan Agama yang ada di Indonesia merupakan peradilan yang paling sibuk dan paling aktif. “Hal ini terbukti dengan banyaknya kasus yang masuk di meja peradilan,” ungkapnya. Penelitiannya tentang Pengadilan Agama yang ada di Indonesia ini menjadi sebuah bukti bahwa pengadilan agama merupakan bentuk pengadilan yang mampu berkontribusi bagi kemaslahatan umat Islam dan menjadi solusi hukum di Indonesia.

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Aditya Nusantara | Berita Terbaru | Berita Kampus
Copyright © 2014. IMAKA MALANG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger