Featured Post Today
print this page
Latest Post

REKRUTMEN EKSTERNAL KHUSUS TINGKAT D.III/S1/S2 TAHUN 2014 PT. RESKA MULTI USAHA

PT. Reska Multi Usaha adalah salah satu Anak Perusahaan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) yang bergerak dalam bidang usaha Restorasi (Restoran), Catering, Parking, Cleaning Service, & General Trading, mencari individu-individu berbakat, berintegritas, kompeten dan memiliki potensi untuk memberikan ide, kreativitas, inovasi serta bersedia untuk bersama-sama memajukan bisnis Perusahaan.

Kriteria Umum

  1. Berusia tidak lebih dari 40 tahun pada tanggal 1 April 2014
  2. Memilliki Ijasah D.III/S.1/S2 (sesuai kriteria khusus) dari program studi/jurusan yang terakreditasi “A” pada tanggal kelulusan, dengan IPK sekurang-kurangnya 3,0 (tiga koma nol)
  3. Memiliki sertifikat keahlian sesuai yang dibutuhkan
  4. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah kerja Perusahaan
  5. Mampu bekerja dalam Tim dan siap menerima tantangan

Jumlah, Posisi dan Kriteria Khusus

a. 1 orang General Manager Parking (Kode : A-GMP)

Kriteria khusus : S1/S2 diutamakan Jurusan Manajemen, memiliki pengalaman minimal 8 tahun Manajerial dalam bidang yang relevan.

b. 1 orang General Manager Food & Beverage (Kode : B-GMF)

Kriteria Khusus : S1/S2 diutamakan Jurusan Perhotelan/Pariwisata, memiliki pengalaman minimal 8 tahun Manajerial di Perusahaan berskala Nasional dalam bidang yang relevan.

c. 1 orang Manager Food & Beverage Product Development (Kode : C-MFB)

Kriteria Khusus : S1 Perhotelan/Pariwisata, memiliki pengalaman minimal 6 tahun dalam bidang yang relevan.

d. 1 orang Manager Financial Administration & Tax (Kode : D-MFA)

Kriteria Khusus : S1 Akuntansi, memiliki brevet A & B, memiliki pengalaman minimal 6 tahun di Perusahaan berskala Nasional dalam bidang yang relevan, dan diutamakan memiliki sertifikat register Akuntan PPAk.

e. 1 orang Junior Manager Tax (Kode : E-JMT)

Kriteria Khusus : S1 Perpajakan, memiliki brevet A & B, memiliki pengalaman minimal 6 tahun di Perusahaan berskala Nasional dalam bidang yang relevan.

f. 6 orang supervisor Finance & Accounting (Kode : F-SFA)

Kriteria Khusus : D.III Akuntansi/Manajemen Keuangan, memiliki brevet A & B, memiliki pengalaman minimal 3 tahun dalam bidang yang relevan.

g. 1 orang Sekretaris Direksi (Kode : SD)

Kriteria Khusus : D.III Sekretaris, pria, memiliki pengalaman minimal 3 tahun sebagai Sekretaris.

Pengiriman Lamaran

Bagi Pelamar yang sesuai dengan kriteria diatas agar mengirimkan surat lamaran ke PO BOX 1239 BANDUNG 40012 yang disertai dengan:

  • a. Daftar Riwayat Hidup/cv;
  • b. Foto copy KTP;
  • c. Pas photo berwarna terbaru ukuran 4x6 = 2 lembar;
  • d. Foto copy Ijasah legalisir;
  • e. Foto copy transkip nilai legalisir;
  • f. Foto copy bukti Akreditasi;
  • g. Foto copy bukti pengalaman kerja;
  • h. Foto copy sertifikat keahlian yang dimiliki; dan
  • i. Surat Keterangan Berkelakuan Baik dari Kepolisian;

Surat Lamaran yang disertai berkas sebagaimana butir a s.d. h dimasukkan kedalam amplop coklat tertutup, dan di ujung kanan atas diberi kode posisi yang dipilih

Butir i dikumpulkan ketika pelamar dinyatakan lulus tahap akhir

Surat Lamaran diterima paling lambat tanggal 29 Maret 2014 cap pos. kelulusan seleksi administrasi dan pelaksanaan test berikutnya akan diumumkan melalui Website rekrut.kereta-api.co.id pada tanggal 5 April 2014.

Catatan.

- Keputusan Panitia Rekrutmen tidak dapat diganggu gugat
- Seluruh pelaksanaan seleksi tidak dipungut biaya apapun

0 komentar

SBMPTN 2014 Panitia Lokal (Panlok) Malang

SBMPTN_1

Kepada adik-adik calon mahasiswa 2014 untuk segera bergabung di Group Official SBMPTN 2014 klik disini

Semua pertanyaan mengenai SBMPTN 2014, mulai dari tempat ujian, waktu ujian, dll. bisa ditanyakan dalam grup tersebut. Begitu juga berita terbaru mengenai SBMPTN 2014 khususnya di Panlok Malang akan disajikan dalam grup ini.

ttd
Panitia

0 komentar

Pendaftaran KKM Tematik Posdaya Berbasis Masjid Tahun 2014

Sehubungan akan dilaksanakan kegiatan Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Tematik Posdaya Berbasis Masjid tahun 2014, berikut ini kami informasikan beberapa ketentuan untuk mengikuti kegiatan yang dimaksud.

  1. Peserta adalah mahasiswa aktif UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang sedang / telah menempuh 4 semester.
  2. Peserta wajib mengikuti semua pembekalan yang dilaksanakan oleh LP2M UIN Maulana Malik Ibrahim Malang dengan jadwal yang telah ditentukan.
  3. Agenda kegiatan KKM download disini
  4. Jadwal pembekalan peserta KKM download disini
  5. Pedaftaran dilakukan secara online disini

Demikian pengumuman ini disampaikan semoga dapat ditindak lanjuti sebagaimana mestinya.

ttd
LP2M UIN Malang

0 komentar

Pertanyaan Anda Adalah TAKDIR Anda

Tanya

Banyak orang yang GAK SADAR Akan Pertanyaan yang SERING Diajukan kepada DIRINYA Sendiri dan lebih SERING BERTANYA Ke HAL yang NEGATIF Dan GAK NGUNTUNGIN!…

Contohnya Seperti Apa ? ..

  • Gimana ya Kalo Gw GAGAL ?
  • Gimana ya Kalo Gw Ditolak ?..
  • Seandainya Gw Diabetes Gimana ? ..
  • Kenapa ya TUHAN Ga Ngabulin Doa Saya ?
  • Saya Rasa Dia Ga Suka Sama Saya..
  • Bisnis ini gw pikir ga akan jalan..
  • Dan Seterusnya!…

Apa pun yang Anda TANYAKAN kepada diri Anda, Itu yang akan di FOKUSKAN Oleh PIKIRAN Anda dan Anda pun akan Segera Mendapatkan JAWABANNYA..

Sebagai Contoh Gini :

Kenapa Ya Ga ada yang mau sama gw ? ” .. Dan saat itu PIKIRAN Anda akan TERFOKUS Kepada KEKURANGAN Diri Anda.. Dan Tanpa Sadar Pikiran anda akan menjawab Sesuai PERTANYAAN yang anda ajukan :

” Ya Karena Lu JELEK ” , ” Karena Lu Miskin “, ” Karena Lu PENDEK “, Dan seterusnya… Akibatnya Apa ?? .. Anda akan merasa DOWN, Makin PESIMIS, Makin STRESS Dan JUSTRU Malah BENER-BENER JADINYA Memang GA ADA YANG Suka Kepada Anda karena anda jadi GA NGERAWAT DIRI, Anda HIDUP ya PASRAH Sekali, Anda Makan Seenak-Enaknya dan lain-lain..

Apakah ini karena SALAH Pikiran Anda ? .. No, Pikiran anda hanya MERESPON Pertanyaan Anda..

Padahal Anda seharusnya bisa BERTANYA yang MENGUNTUNGKAN Anda Sehingga PIKIRAN Anda akan BERFOKUS kesana dan MENJAWAB PERTANYAAN Anda.. Contohnya Gini :

” Gimana ya Supaya Dia Tertarik sama gw ? ” … Dan Seperti yang anda tanyakan maka PIKIRAN Akan Segera MENCARI JAWABANNYA.. Dan Akan Muncul JAWABAN-JAWABAN di PIKIRAN Anda Seperti :

” RAPIKAN RAMBUT, Coba FITNESS Biar Badan Lebih ATLETIS, Belajar yang RAJIN biar Paling PINTER Di KELAS, Beli PARFUM Biar MANTAP Wanginya ” dan seterusnya..

See ?? Ngerti Ga Bedanya dimana ?? … Disaat anda BERTANYA HAL POSITIF Maka PIKIRAN Pun Akan MERESPON dan MEMBERI JAWABAN Positif!..

Tapi Jika Anda Bertanya NEGATIF maka PIKIRAN Pun Akan MENCARI JAWABAN Atas PERTANYAAN Anda yang NEGATIF!..

Jadi Mulai Sekarang COBA PRAKTEKKAN Lho ya!.. Malam-malam sebelum Anda tidur anda Pikirkan :

  • ” Apa ya yang saya SYUKURI Hari ini ? ” …
  • ” Apa yang saya PELAJARI dari Hari ini ? ” …
  • ” Apa yang saya PERLU PERBAIKI hari ini supaya BESOK jadi Lebih DAHSYAT, Lebih BAIK dan Lebih Luar Biasa ? ” …

Nanti Pikiran anda akan mencari JAWABANNYA!.. Luar biasa bukan Pikiran kita ?? …

Nah BESOK PAGINYA ketika BANGUN Pikirkan

  • ” Apa yang saya SYUKURI Saat ini ? ” …
  • ” Apa yang harus saya lakukan saat ini supaya saya bisa jauh lebih KAYA, SEHAT ? ” …
  • ” Kalo Saya BANGUN Sekarang, Apa yang perlu saya lakukan supaya OMSET MELEDAK ? “.. dan seterusnya PERTANYAAN Itu FLEKSIBLE Saja.. Tapi Tipe-tipenya Seperti Diatas!…

Jika Anda Ingin BERHASIL dan MAJU, Saya HARAP Anda PRAKTEKKAN Langkah Diatas… Saya JAMIN hidup Anda akan SANGAT-SANGAT BERUBAH!…

Saya Sudah MENGALAMINYA Sendiri.. Anda pun PASTI BISA!

BUKTIKAN Sendiri disini

0 komentar

Mau Trading FOREX Tapi Gak Punya MODAL ?

2215407Pengguna-Internet780x390

Nah, beberapa orang ingin mencoba TRADING FOREX Tapi GAK ADA MODAL dan memang untuk Trading FOREX Itu STANDAR MODAL yang AMAN Itu $500 KEATAS.. Banyak yang START Dari $1,000 Bahkan $5,000 Keatas..

TUJUANNYA APA Modal TINGGI INI ?? .. Supaya Bisa TRADING LONG TERM. Alias JANGKA PANJANG. Jadi memang untuk trading AMAN dan JANGKA PANJANG Memang MODAL Trade BESAR Sehingga RESIKO DIPERKECIL!..

Karena Banyak Orang Bilang FOREX RESIKONYA BESAR.. Itu JUGA BENAR Jika Anda trading dengan MODAL yang TERBATAS Dan JUGA PROFITNYA INGIN CEPET-CEPET BESAR. Misalkan 2% Per Hari Atau 10% Per Hari!..

Kalo PROFIT 2% Per BULAN itu NORMAL. Tapi Kalo Ingin 50% PER BULAN itu GAK WAJAR. Karena apa ? … REKSANADANA, DEPOSITO BANK, ORI, DLL GAK ADA yang MELEBIHI 10% PER BULAN!… Jika anda bisa diatas 50% Per Bulan maka BISA JADI Anda BERTRADING dengan RESIKO yang BESAR!…

Nah jika anda ingin mencoba TRADING Dengan MODAL MINIMAL, Bisa Coba BINARY.com , disini anda bisa START Dari $10. RISK VS REWARDNYA PUN KECIL ya 1:0,7.

Kalo Anda LOSS Itu Anda LOSS Sejumlah yang Anda TRADEKAN … Misalkan Anda MODAL $10 dan Anda ingin TRADE $1 Maka kalo LOSS ya udah Loss $1 aja. Kalo WIN Itu $1,8 Profitnya!.. Tapi Jangan BERPIKIR ” WAH KALO PROFIT LEBIH GEDE TUHH!! ” ..

GAK JUGA. Karena dari PROFIT $1,8 Itu $1 itu MODAL KITA KEMBALI dari TRADE TADI. PLUS $0,8 itu PROFITNYA!.. Jadi TOTALNYA $1,8.
SIMPLENYA Kalo anda TRADE $1. Itu Kalo LOSS $1 Dan Kalo WIN itu $0,8..

Nah Tapi Memang Banyak Orang TERJEBAK TRADE di BINARY.com ini terjebak di TICK TRADE. TICK TRADE ini ada Seperti TEBAK ANGKA Misalkan dari 10 ANGKA .. PILIH 1 ANGKA yang GA AKAN MUNCUL Di DETIK ke 5..

SEKILAS TERLIHAT MUDAH, Tapi REALITANYA GA MUDAH.. Saran saya jangan COBA-COBA TICK TRADING. SISTEMNYA SANGAT SMART!… Anda akan dibuat LOSS dan LOSS!..

PILIH TRADE yang NORMAL yang FOREX. Tapi PILIH TIMEFRAME yang 15 MENIT MINIMAL. Terus Setelah itu ANALISA Menggunakan ANALISA yang sudah saya AJARKAN di UANGSPOT di SFUS sistemnya. itu bisa dipraktekkan disini!..

TRADINGNYA Pun Gak Sulit, MUDAH, Dan Bagi anda yang memang memiliki MODAL minimal Saran saya bisa mencoba Binary.com ini untuk anda berlatih mulai dari sini

3 komentar

Jadikan Kesulitan Itu Sahabat Anda!

1240036shutterstock-41773837780x390

Banyak orang ketika menghadapi KESULITAN itu MUNDUR dan Berkata ” AH TERLALU SULIT untuk SAYA ” , ” AH TERLALU BERAT Untuk saya “, ” Ini Mungkin Bukan JALAN SAYA “, Dan ALASAN LAINNYA

AKIBATNYA Apa ? .. 90% Orang di DUNIA HIDUPNYA BIASA-BIASA Saja, STANDAR RATA-RATA Orang Dan Merekalah ORANG-ORANG yang TIDAK MAU Menerima TANGGUNG JAWAB / BEBAN yang BERAT / BESAR Sehingga hidup mereka tidak kemana-mana.

Contohnya gini Saja : Anda ingin MEMBENTUK OTOT. Jika anda TERUS Aja NGANGKATNYA 2KG Beban BARBLE. Selama 1 TAHUN. Apakah OTOT Anda Akan BERKEMBANG ??

NO, Mau Sampai 10 TAHUN juga SAMA Aja!

Tapi Coba jika anda NAIKKAN BEBAN Jadi 10 KG.. Kira-kira Gimana ? … AWALNYA BERAT, Anda akan ALAMI OTOT yang SAKIT-SAKIT BESOKNYA.. Tapi NEXT setelah beberapa HARI, Ketika anda MENGANGKAT yang 10KG Apakah akan SAKIT-SAKIT LAGI ??

NO, OTOT Anda akan BERADAPTASI Dengan BEBAN TERSEBUT Sehingga anda bisa MENGANGKAT BEBAN yang LEBIH BESAR Lagi.. Dan BERADAPTASI Dengan BEBAN yang LEBIH BESAR Sehingga TUBUH Anda semakin BEROTOT!

KADANG Memang anda harus MENINGKATKAN BEBANNYA BERTAHAP.. Gak Bisa LANGSUNG!… Ingat LANGKAH Demi LANGKAH!

BEGITUPUN Di Kehidupan ini, Jika anda selalu ingin mengerjakan yang RINGAN-RINGAN, yang GAMPANG-GAMPANG. Ga mau COBA Mengambil BEBAN yang lebih BESAR, LEBIH BANYAK, LEBIH MENANTANG maka hidup anda akan SAMA-SAMA Saja seperti TAHUN-TAHUN Sebelumnya

Bahkan SAMPAI PULUHAN TAHUN Kedepan hidup anda akan SAMA.. Pertanyaannya : Apakah Anda ingin BERUBAH ?? .. Apakah anda ingin MEMBAHAGIAKAN ORANG TUA Anda ? PASANGAN Anda Dan orang-orang yang Anda Kasihi selama MEREKA MASIH ada ?

Jika anda MEMUTUSKAN ” YA, Saya mau MERUBAH HIDUP Saya!!”

Anda harus MENGAMBIL BEBAN yang LEBIH BANYAK, LEBIH BERAT, Dan LEBIH BESAR di PEKERJAAN Anda Saat ini baik anda seorang MAHASISWA, PEKERJA, KARYAWAN, DOKTER, PENGACARA Dan lainnya!

Ingat RESIKONYA Memang Anda akan JATUH BANGUN, Anda akan MUNGKIN mendapatkan CACIAN dari orang lain, Direndahkan orang-orang terdekat anda, Anda mungkin akan menghadapi RATUSAN PENOLAKAN, Dan lainnya!

TAPI Ingat, Semakin BERAT / BESAR BEBAN Anda, Semakin KUAT Diri Anda Baik MENTAL, FISIK, SPIRITUAL Anda. Jadi JANGAN TAKUT HADAPI BEBAN yang LEBIH BERAT, BESAR Dan MENANTANG!

Karena ITULAH JALAN SATU-SATUNYA untuk MEMULAI PERUBAHAN!… Ingat, CARI yang SULIT, CARI yang MENANTANG, CARI yang BESAR.. Karena SAINGAN Anda SEDIKIT!

Banyak orang memilih yang RINGAN-RINGAN Saja.. Tapi TIDAK DENGAN ANDA.. SUKAI Hal-hal yang DIANGGAP BERAT untuk Orang lain sehingga anda LEBIH UNGGUL Dari MEREKA!

JADIKAN itu KAWAN KARIB Anda maka HIDUP Anda PASTI BERUBAH!

Selamat Memulai PERUBAHAN Kawan!

Action Now klik disini

0 komentar

Malam dan Pesonannya

Malam yang mengasyikkan
Mengajakku bermain dengan bintang
Bercampur canda dengan bulan
Bertabur cahaya rona kegirangan

Malam ini sungguh berbeda
Di sela-sela berlalunya waktu
Keindahannya memikat jiwa
Menghapus kasarnya masa lalu

Akankah malam ini tetap menjadi malam?
Yang membawa ketenangan bagi pecintanya
Yang membawa kedamaian bagi jiwa jiwa yang kelam
Sungguh tak tega diri melaluinya!

Bisnis online dengan bonus pulsa bulanan klik disini

0 komentar

Sekjen Kemenag RI Resmikan Rumah Singgah

SONY DSC

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Agama (Kemenag) RI, H. Bahrul Hayat, Ph. D tampak hadir di Pasca Sarjana UIN Maliki Malang. Pasalnya, beliau hadir untuk meresmikan Rumah Singgah UIN Maliki Malang yang baru saja selesai dibangun. Bangunan yang terletak di kampus II UIN Maliki ini dihadiri oleh para pimpinan universitas, direktur pasca sarjana, pimpinan fakultas, serta para dosen.

Sebelum Sekjen Kemenag RI meresmikan Rumah Singgah, terlebih dahulu pihak pimpinan proyek pembangunan Rumah Singgah menyerahkan dokumen dan kunci secara simbolis kepada Rektor UIN Maliki, Prof. Dr. Mudjia Rahardjo, M. Si. Disertai tepuk tangan meriah, Rumah Singgah yang terdiri dari 12 kamar tersebut pun siap untuk dioperasikan. Tak hanya itu, dalam bangunan tersebut juga terdapat meeting room di lantai 3 dan hall di lantai 4.

Selanjutnya, Prof. Mudjia menyampaikan sambutannya pada kesempatan itu. Menurutnya, pembangunan Rumah Singgah ini merupakan salah satu upaya pengembangan fasilitas kampus. “Dengan adanya Rumah Singgah ini, diharapkan dapat melaksanakan tugas akademik pasca sarjana disini,” papar Bapak asal Blitar tersebut. Bisa juga, ia menambahkan, tempat ini dipakai untuk ujian terbuka. “Jadi tak perlu tinggal di hotel, tinggal saja di Rumah Singgah ini,” jelas Pak Rektor.

Sedangkan, Sekjen Kemenag RI, Bahrul, mengungkapkan bahwa ia merasa senang dan bersyukur atas pengembangan infrastruktur kampus II itu. Setahap demi setahap sarana dan pra sarana universitas terpenuhi. “Saya mengapresiasi atas kerja keras UIN Malang. Ini merupakan proses meningkatkan fasilitas yang menunjang prestasi akademik kampus,” tutur Bapak yang pernah menjabat Menteri Keuangan ini. Ia juga menuturkan mengembangkan universitas seperti merawat bayi. Hanya bedanya, kalau kampus perlu direvitalisasi lagi, perlu diperbaiki lagi esensinya. “Selamat atas dibangunnya Rumah Singgah di pasca sarjana ini. Semoga bermanfaat untuk akselerasi pembangunan pasca sarjana UIN Malang,” ia pun menutup sambutannya. Di akhir acara, Sekjen Kemenag RI menandatangani prasasti sebagai simbolis peresmian Rumah Singgah pasca sarjana UIN Maliki Malang.

0 komentar

Lowongan Kerja Terbaru Santos Jaya Abadi

Posisi : Procurement Staff

Deskripsi kerja :

  • Melakukan pengadaan ATK, kebutuhan kebersihan, furniture dan kelengkapan peralatan kerja (jas lab, masker, cover shoes, dll) berdasarkan permintaan masing-masing departemen sesuai jadwal dan spesifikasinya, untuk kelancaran operational perusahaan.

Kualifikasi :

  1. Wanita
  2. Maksimal 30 tahun
  3. S1 Ekonomi/ Teknik Industri (IPK min 2.75)
  4. Lebih diutamakan yang memiliki pengalaman di bidang procurement minimal 1 tahun
  5. Memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi dan negosiasi
  6. Memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam tugas-tugas administrasi, teliti, jujur dan disiplin

Lowongan ditutup tanggal 25 Maret 2014.

Kami ingin mengajak Anda untuk melamar posisi di atas dengan mengirimkan CV dilengkapi dengan foto ke : Human Resource Department PT. Santos Jaya Abadi
Jl. Surya Madya Kav I – 18 SM Kawasan Industri Suryacipta – Karawang Timur 41361, atau melalui email ke: recruitment.sja.krw@kapalapi.co.id

0 komentar

Akreditasi Jurusan S1 dan D3 di UIN Maliki Malang

No. Strata Perguran Tinggi

Program Studi

Thn.SK

Peringkat

Tgl. Daluwarsa

Status Daluwarsa
1 D-III Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Perbankan Syariah 2013 B 18-01-2018 masih berlaku
2 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Ahwal Al-Syakhshiyah 2013 A 20-07-2018 masih berlaku
3 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Akuntansi 2013 B 21-09-2018 masih berlaku
4 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Bahasa dan Sastra Arab 2013 A 10-01-2018 masih berlaku
5 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Biologi 2011 A 18-08-2016 masih berlaku
6 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Fisika 2011 B 07-10-2016 masih berlaku
7 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Hukum Bisnis Syari'ah 2011 B 18-08-2016 masih berlaku
8 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Kimia 2011 B 24-08-2016 masih berlaku
9 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Manajemen 2013 A 25-01-2018 masih berlaku
10 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Matematika 2011 B 24-08-2016 masih berlaku
11 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Pendidikan Agama Islam 2013 A 18-10-2017 masih berlaku
12 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Pendidikan IPS 2013 A 24-08-2018 masih berlaku
13 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Psikologi 2013 B 03-08-2018 masih berlaku
14 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Sastra Inggris 2012 A 22-06-2017 masih berlaku
15 S1 Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Malang Teknik Arsitektur 2012 B 18-04-2017 masih berlaku

7 komentar

Kekaguman Prof. Siraje Terhadap Pesantren

Sekamanya Siraje Abdallah adalah seorang intelektual Islam asal Uganda dan merupakan Associate Professor Institute Education (INSTED), International Islamic University atau Universiti Islam Antarabangsa (UIA) Malaysia yang diundang Pascasarjana UIN Maliki Malang menyampaikan materinya bertema "New Paradigm on Islamic Education" pada 14 Desember 2013. Kebetulan beberapa hari sebelum beliau datang ke Indonesia saya berada di Malaysia dalam misi mengantarkan pejabat Pemda Lombok Tengah melakukan kunjungan studi banding dibidang pendidikan di Kuala Lumpur, yang kemudian oleh Pascasarjana UIN Maliki Malang saya diminta untuk menghubungi Prof. Siraje terkait dengan undangan memberikan kuliah tamu tersebut diatas. Memang beliau beberapa waktu lalu pernah berdiskusi dengan saya tentang pendidikan Islam di Indonesia dan salah satunya terkait dengan pesantren. Beliau juga pernah beberapa kali mengunjungi Indonesia (Jakarta, Bogor dan Padang) untuk berseminar dan berdiskusi tentang pendidikan Islam, kemudian setelah mendapat pengayaan tentang keunikan kekhasan pendidikan di negeri ini beliau menyampaikan ketertarikannya juga untuk mengunjungi UIN Malang.

Dalam sejumlah bagian materi presentasinya di Auditorium Pascasarjana UIN Maliki Malang beliau menyampaikan kekaguman atas pendidikan di Indonesia khususnya pendidikan di pesantren yang semestinya menjadi acuan bagi pengembangan pendidikan Islam tidak hanya di Indonesia tetapi juga bagi masyarakat Islam diibelahan penjuru dunia yang lain. Dunia Islam selayaknya lebih memerhatikan keberadaan pesantren ini sebagai suatu model pendidikan Islam yang diperkuat dengan kekayaan metode pembelajaran, tidak terpaku pada poor method belaka yakni sekedar "menghafal" (rote memorization) tetapi mampu memperkaya metode pembelajarannya secara dinamis. Dengan demikian diharapkan pendidikan Islam tidak lagi membiarkan dirinya menjadi bagian dari "knowledge consumption" melainkan beranjak ke orientasi baru yakni masuk dalam kategori "knowledge productions".

Sehari sebelum menyampaikan kuliah tamu beliau kami ajak mengunjungi beberapa pesantren di Malang dan berdialog dengan kami cukup intensif mengenai pendidikan Islam di pesantren pada khususnya. Selama ini mungkin banyak orang (termasuk umat Islam) menganggumi pendidikan Barat dan di negara-negara maju lainnya. Sebut misalnya jepang yang memiliki sistem pendidikan dasar cukup baik dalam meembentuk karakter anak didik. Di Jepang pendidikan dalam membentuk dan mengembangkan karakter anak didik disebut sebagai "Tokatsu" yang menaruh perhatian pada peningkatan interaksi sosial dan lingkungan. Melalui Tokatsu para siswa diajarkan menghargai dan menghormati orang lain, menjaga lingkungan tetap bersih, aman dan nyaman serta menempatkan diri secara baik dalam lingkungan sekitar yang membutuhkan perannya.

Apa yang dipraktekkan dalam pendidikan karakter ala Jepang itu sudah lama sebenarnya dilaksanakan oleh pesantren-pesantren di Indonesia. Hanya saja di Jepang pendidikan Tokatsu itu diterapkan disekolah-sekolah di Jepang secara masif dan merata sehingga gema dan dampak positifnya demikian terasa dalam kehidupan masyarakat sekitar, sementara di Indonesia sistem pendidikan pesantren cukup lama masih dianggap sebagai bagian pendidikan non formal terbatas hanya di lingkungan pedesaan. Sedangkan pendidikan formal di Indonesia masih dikuasai sistem persekolahan yang langsung atau tidak langsung bisa dikatakan amat terikat dengan perkembangan pendidikan di Barat. Dalam konteks inilah dialog kami dengan Prof. Siraje cukup menarik untuk dikembangkan agar suatu saat nanti pendidikan model pesantren ini bisa menjadi acuan dan bermanfaat bagi pengembangan pendidikan pada masyarakat dan dunia Islam. Diskusi lebih lanjut yang lebih serius memang diperlukan untuk membawa pendidikan ala pesantren menjadi andil bagi pendidikan tidak hanya di Indonesia sebagai negara yang mayoritas penduduknya beraga Islam, tetapi juga masyarakat muslim internasional yang tengah mencari jati diri pendidikan Islam. 

Kita memang menyaksikan sejumlah lembaga persekolahan di Indonesia mulai meniru model pesantren ini sebagai bagian dari sistem pendidikannya. Namun, apabilah "ruh" pendidikan pesantren tidak dipahami dengan baik maka dikhawatirkan sekolah umum dan pendidikan formal yang mengadopsi pendidikan pesantren tersebut tidak mengalami perubahan signifikan dalam keluaran pendidikan. Pola pikir dan paradigma pemahaman tentang nilai-nilai Islam yang diakomodasi dalam pendidikan formal mesti bebas dari penjiplakan worldview selain Islam, oleh karenanya fondasi dan landasan pendidikan Islam harus kuat dan berada dalam koridor ajaran Islam yang bersumber pada al Quran, Hadist, Sirah Nabawiyyah dan berbagai tradisi Islam yang tercerahkan. 

Prof. Siraje kami bawa ke toko buku di Malang dan memborong banyak buku terkait pesantren seraya beliau mengatakan kepada saya bahwa memahami buku-buku berbahasa Indonesia lebih mudah daripada buku berbahasa Malaysia karena dalam bahasa Indonesia banyak istilah-istlah ilmiah yang tetap dipertahankan (tidak diterjemahka) sebagaimana buku-buku Malaysia, sehingga ia lebih senang membaca buku berbahasa Indonesia. Selama tinggal di Malaysia dan juga berinteraksi dengan banyak orang Indonesia dan buku berbahasa Indonesia ditambah lagi istrinya yang berasal dari Malaysia membuat kecakapannya memahami buku Indonesia menjadi lebih mudah. Istrinya adalah juga dosen senior di Institut Aminuddin Baki, suatu lembaga yang melatih dan mengembangkan manajer-manajer sekolah di Malaysia. Selama berada di Malang istrinya juga diminta memberikan materi metode riset dihadapan mahasiswa S2 Bahasa Arab UIN Maliki Malang.

Berbagai ide, gagasan dan rencana muncul setelah Prof. Siraje berdiskusi dengan kami, mempelajari dan mengambil hikmah tentang pesantren. Riset terkait pesantren merupakan bagian dari perhatiannya termasuk dalam membimbing mahasiswa pascasarjana di INSTED UIA Malaysia. Demikianlah pula negara asalanya yakni Uganda melalui jaringan yang dimiliki akan diupayakan untuk belajar dan mengikuti model penddidikan pesantren Indonesia. Paradigma baru pendidikan Islam tidak perlu jauh-jauh belajar ke negara Barat yang sarat dengan propaganda dan juga dunia lain yang tidak mencerminkan kekuatan nilai Islam tetapi cukup mendalami ruh pesantren yang ada di Indonesia, meski tidak serta merta anti Barat atau peradaban non Islam lainnya.

Dalam hal propaganda kita mengetahui media Barat memang terkenal jagonya. Prof. Siraje yang warganegara Uganda ini memberikan contoh betapa konspirasi internasional berupaya melancarkan propaganda buruk terhadap Presiden Idi Amin yang memimpin negara Uganda beberapa dekade silam, sehingga masyarakat dunia dikelabui pemberitaan media Barat yang membuat seolah Presiden Idi Amin memiliki citra jelek. Hal dikarenakan Idi Amin seorang Muslim yang amat berjasa bagi umat Islam di Uganda yang jumlahnya minoritas disana. Akibat propaganda yang demikian kuat kehebatan dan kemajuan yang dicapai Idi Amin selama memimpin Uganda tidak diberitakan, justeru sebaliknya media Barat berhasil memutar balikkan fakta dengan menganggap Idi Amin sebagai penjahat perang, pembunuh dan berbagai citra negatif lain. Padahal, Presiden Idi Amin sangat besar jasanya bagi negara bahkan beliau Muslim yang baik berkontribusi besar bagi pengembangan Islam di Uganda. Sisi-sisi positif ini bahkan tidak diketahui dengan baik oleh dunia Islam itu sendiri dikarenakan pengusaaan informasi dan pemberitaan didominasi media Barat.

Sumber : UIN Malang

0 komentar

Paradigma Baru Pendidikan Islam di Pesantren

Kecenderungan pesantren pada umumnya dalam mengembangkan pendidikan umum adalah dengan membuka sekolah-sekolah baik tingkat dasar menengah maupun menengah atas. Sebenarnya tidak ada yang salah pesantren membuka sekolah umum berbasis ajaran Islam dan yayasan sekolah ini pun masih tetap dimiliki oleh pesantren. Namun arah pendidkan dengan berbagai perangkat lunak sekolah mulai dari perizinan hingga persoalan kurikulum mesti mengikuti aturan pemerintah. Padahal diketahui pesantren tidak terbiasa diatur oleh pemerintah karena pesantren lahir dan berkembang pesat secara berdikari mandiri, berdiri diatas kaki sendiri.

Sementara itu sepanjang sepengetahuan saya kebijakan-kebijakan pendidikan yang diluncurkan pemerintah masih bersifat dikotomik yakni membedakan pengajaran ilmu agama dari ilmu pengetahuan umum, sehingga sesungguhnya kedua ilmu tersebut (agama dan pengetahuan umum) terpisah satu sama lain meski seakan-akan keduanya berseiringan sejalan padahal tidak demikian. Hal ini karena paradigma yang dimiliki masih paradigma lama yang masih menganggap pembelajaran agama terbatas pada persoalan syariah, fiqih, aqidah dan sejenisnya. Pada titik ini memang murid atau pelajar di sekolah madrasah (sekolah umum berbasis Islam karena didirikan yayasan umat Islam) diarahkan untuk menghafal dan berusaha memahami ayat-ayat qawliyyah, tetapi pendalamannya dengan melakukan pengamatan ayat-ayat kauniyyah nyaris tidak mendapat perhatian sebagaima mestinya.

Disisi lain matapelajaran umum dibiarkan diajarkan secara sekuler tanpa terkait dan terinspirasi sedikit pun dari ayat-ayat qawliyyah yang banyak menyiratkan kekayaan "ilmu Allah" itu. Tak pelak bahwa tata pandang seperti ini masih masif menjelma pada perilaku dan keyakinan para pemangku beserta pelaku pendidikan mulai dari pejabat pengambil kebijakan hingga praktisi pendidikan di Indonesia. Alhasil, patut dipertanyakan apakah pendidikan Islam di Indonesia memang "Islami" atau hanya sekedar pendidikan yang dikelola oleh umat Islam dengan tata cara dan paradigma "orang lain" yang bersifat dikotomik. Dengan demikian pendidikan yang dikelola umat Islam langsung atau oun tidak langsung dikitari oleh sudut pandang yang belum tercerahkan.

Pada tataran konsep para tokoh dan cendekiawan Muslim menyadari bahwa Islam tidak mendikotomikan antara sains dan agama, sehingga banyak konsep preskriptif yang muncul seperti Islamisasi sains, integrasi sains dan agama, pendidikan Islam terpadu, serta beberapa istilah/konsep lainnya, namun dalam tataran praksis jika kita simak secara seksama ternyata tidak ada perbedaan signifikan dari konsep-konsep pendidikan Barat. Jika boleh mengatakan beda, maka perbedaan itu hanya pada "penempelan" ayat-ayat qawliyyah pada ilmu modern yang telah ada dan dikembangkan oleh Barat pada umumnya. Belum munculnya inisiatif sendiri menemu-kenali sains Islam yang berasal dari perenungan saintis Islam terhadap ayat-ayat Allah mungkin dikarenakan sudah demikian lamanya konsep dan paradigma non Islam melekat, menjangkiti kehidupan umat Islam, sehingga kemauan menjauhkan esensi ajaran agama (Islam) dari dunia nyata juga merasuki sebagian umat Islam itu sendiri dengan beranjak pada pemikiran-pemikiran liberal, sekuler dan tanpa batas dibimbing oleh kekuatan akal manusia (aqliyyah) tanpa perlu masuk landasan teks keagamaan (naqliyyah).

Mencermati situasi diatas menurut hemat saya pesantren tidak perlu membuka sekolah-sekolah umum yang memungkinkannya mendapat pengakuan dari pemerintah tetapi tetap dalam kehidupan pembelajaran ala pesantren dengan memulai insiatif menemu-kenali ilmu-ilmu Allah dari jabaran ayat-ayat qawliyyah, didukung khasanah ayat-ayat kauniyyah dengan menjalankan prinsip-prinsip ilmiah yang terbimbing wahyu Allah. Jadi, pendidikan Islam sudah terintegrasi dengan sendirinya manakalah orientasi pembelajaran di pesantren sudah diniatkan untuk mendalami kekayaan ilmu Allah yang terbentang secara qawliiyah dan kauniyyah. Dalam bahasa lain pesantren akan memperkuat daya aqliyyah dengan dukungan penuh kekuatan naqliyyah untuk menemu-kenali dan meumbuh-kembangkan sains dan teknologi Islami.

Jika inisiatif ini dilakukan, maka menurut saya tidak perlu lagi susah-susah mengenalkan konsep dan kegiatan Islamisasi dan atau integrasi sains  di dalam pendidikan kita karena dari awalnya parah pendidikan pesantren sudah Islami. Sudah barang tentu pemahaman ini bukan memiliki makna anti Barat atau anti ilmu dari Barat, Timur atau dari mana pun, tetapi mencoba menguak rahasia ilmu-ilmu Allah, mempelajari dan mendalaminya dengan landasan yang telah diberikan Allah yakni al Quran, Hadist, Sirah Nabawiyyah serta berbagai tradisi keislaman yang tercerahkan.

Paling tidak ada tiga langkah kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan pendidikan Islami ini, Pertama, pada tahap awal setiap pelajar diharapkan mampu membaca, mengenali, menghafal al Quran, Hadist  dan mempelajari bahasa Arab dalam konteks mendalami ayat-ayat yang terkandung dalam Kitab Suci tersebut.  Kegiatan ini bisa dilakukan pada masa usia awal anak didik atau Ali RA membatasinya hingga usia 7 tahun. Lalu tujuh tahun berikutnya yakni disekitar usia sekolah dasar dan menengah pertama, siswa mulai dibekali daya analisis dan menemu-kenali tanda-tanda sains ilmu pengetahuan yang terbentang pada ayat-ayat qawliyyah, kauniyyah dan tradisi keislaman yang tercerahkan.  Paga kegiatan ketiga, yakni pada 7 tahun berikutnya yakni pada tataran menengah atas dan perguruan tinggi, pelajar dibiasakan untuk mengkaji obyek sains yang menjadi minat dan ketertarikannya untuk didalami dengan prinsip-prinsip ilmiah yang dibimbing wahyu Allah.

Apabila menggali ilmu pengetahuan dengan cara tersebut diatas dianggap tidak lazim oleh penguasa negeri sehingga tidak akan mendapat pengakuan negara yang memang gemar untuk melakukan standarisasi (akibat paradigma globalisasi), maka pesantren mesti "kekeuh" bahwa pengakuan yang diperlukan bukanlah pengakuan dunia seperti itu tetapi keberkahan Allah lah yang sangat diharapkan. Bukankah pengalaman di Indonesia membuktikan ada pesantren yang tidak turut, tidak mau mengikuti sistem standarisasi yang ditentukan pemerintah, akhirnya pesantren itu malah dikenal dan berhasil "diakui" internasional, lalu baru pemerintah mulai mengakuinya. Nah, jati diri seperti ini perlu terus ditanam-suburkan di kalangan pesantren Tanah Air, tidak semata-semata memperoleh "sesuatu" dari penguasa, karena secara historis pesantren berkembang kuat disebabkan peran masyarakat sekitar bukan dari para penguasa negeri baik pada masa kolonialisme dahulu maupun masa moderen sekarang ini. 

Pendidikan terpadu yang tidak mendikotomikan antara sains dan agama bisa dimulai dari pesantren karena pesantren sudah membuktikan diri sebagai lembaga pendidikan Islam yang mandiri bebas dari campur tangan pemerintah. Pesantren yang dilengkapi pondok ini bisa menjadi model pendidikan Islam yang sesungguhnya, mengembangkan sains dan teknologi dengan landasan dan inspirasi al Quran, Hadist, Sirah Nabawiyyah dan tradisi-tradisi peradaban Islam zaman dulu yang tercerahkan. ngga tidak akan mendapat pengakuan negara yang memang gemar untuk melakukan standarisasi (akibat paradigma globalisasi), maka pesantren mesti "kekeuh" bahwa pengakuan yang diperlukan bukanlah pengakuan dunia seperti itu tetapi keberkahan Allah lah yang sangat diharapkan. Bukankah pengalaman di Indonesia membuktikan ada pesantren yang tidak turut, tidak mau mengikuti sistem standarisasi yang ditentukan pemerintah, akhirnya pesantren itu malah dikenal dan berhasil "diakui" internasional, lalu baru pemerintah mulai mengakuinya. Nah, jati diri seperti ini perlu terus ditanam-suburkan di kalangan pesantren Tanah Air, tidak semata-semata memperoleh "sesuatu" dari penguasa, karena secara historis pesantren berkembang kuat disebabkan kekhilasan sang kyai dan peranserta peran masyarakat sekitar, bukannya bantuan dari para penguasa negeri baik pada masa kolonialisme dahulu maupun masa moderen sekarang ini.

Sumber : UIN Malang

0 komentar

Perjuangan hidup sang TKI di Malaysia

Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2013 ini angka pengangguran hingga saat ini di Indonesia sebesar 7,39 juta orang dari total angkatan bekerja 118,19 juta orang. Sementara orang Indonesia yang bekerja mencapai 110,80 juta orang. Ini berarti Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Indonesia pada Agustus 2013 mencapai 6,25 persen. Secara prosentase tampaknya kecil tetapi secara nominal angka 7 juta lebih tersebut bukanlah hal yang sedikit. Pemerintah masih berupaya keras menyediakan lapangan pekerjaan bagi rakyatnya agar TPT menurun.

Ditengah kesulitan mencari lapangan pekerjaan di Indonesia dengan gaji yang memadai sejumlah pencari kerja Indonesia mencoba peruntungan untuk bekerja di negeri jiran seperti Malaysia. Negara ini dilirik para pemburu kerja dikarenakan faktor kedekatan baik secara kultural maupun wilayah. Oleh karena itu berbondong-bondong rakyat kebanyakan yang berasal dari desa dan pelosok Tanah Air menuju Malaysia untuk mencari kerja. Akhirnya, banyak warga negara Indonesia yang berada di Malaysia untuk bekerja di sektor-sektor riel dan informal seperti bekerja dirumah sebagai pembantu rumah tangga, tukang kebun, penjaga rumah dan lain-lain. Meski kita ketahui bahwa di Malaysia tidak hanya diohuni oleh warga Malaysia keturunan Melayu tetapi juga keturunan India dan Cina yang secara kultur berbeda dan secara prosentase hampir seimbang jumlahnya dengan warga Malaysia keturunan Melayu. 

Mungkin banyak yang menganggap bahwa jutaan warga Indonesia (WNI) bekerja di Malaysia hanya sebagai tenaga kerja tingkat bawah seperti yang disebut diatas tetapi kenyataannya terdapat ratusan ribu WNI di Malaysia menempati posisi tenga ahli (expatriate) di banyak perusahaan dan dilingkungan akademik (kampus perguruan tinggi dan sekolah). Belum lagi mereka yang memiliki perusahaan dan mengembangkan usaha di Malaysia, singkat cerita TKI kita bukan hanya berada level bawah dari jenis-jenis pekerjaan yang ada tetapi TKI asal Indonesia sangat banyak yang berada di jenjang pimpinan, pelaku bisnis dan tenaga ahli. Namun sayang yang selalu menjadi pemberitaan hanya persoalan TKI dan TKW di level bawah, padahal di level atas TKI/TKW kita tidak kalah banyaknya.

Terkait TKI kita di level bawah ada satu cerita menarik yang saya dapatkan ketika bertemu seorang TKI Indonesia diatas pesawat dari Kuala Lumpur ke Surabaya. Tenaga kerja kita ini telah lebih 3 tahun bekerja mengurus makam kuburan orang keturunan Tionghoa di Malaysia. Tiap hari bekerja melebihi jam kerja pada umumnya dari pagi hingga sore bahkan malam dan tidak memiliki hari libur yang pasti. Diatas semua itu hal yang amat menyedihkannya adalah kesulitan menjalankan ibadah sholat 5 waktu karena sang majikan Tionghoa non Muslim itu tidak peduli akan persoalan ibadah ini. Fasilitas kerja dan gaji yang mereka terima pun amat jauh dari layak, apalagi paspor para pekerja asal Indonesia di tahan sang majikan sehingga sulit bagi mereka untuk pindah kerja atau kabur dari tempat pekerjaannya. Ia tinggal dalam satu kamar kontrakan yang diisi bersama rekan-rekan senasib, makan apa adanya dan perlakuan tidak manusiawi sebagai pekerja yang memiliki izin resmi merupakan perbuatan biasa sang majikan.  

Kisah pilu sang pekerja ini tidak cukup disini, ia dan kawan-kawannya pernah menceritakan perlakuan yang diterimanya ke KBRI, mereka urunan untuk bisa datang ke perwakilan bangsa Indonesia tersebut dengan mencuri-curi waktu, namun pihak KBRI menurutnya berjanji akan mendatangi tempat kerja dan menemui sang majikan tetapi ternyata janji itu sampai pertemuan kami di pesawat hanya tinggal janji. Singkat cerita, setelah 3 tahun bekerja ia berhasil mendapatkan paspornya kembali dengan alasan ingin kembali sebentar ke Indonesia dan ia dibolehkan cuti meski hanya sebentar. Kesempatan emas ini tidak disia-siakan, ia pun kembali kekampung halamannya di Bondowoso, Jatim. 

Dalam obrolannya dengan saya ia sudah bertekad bulat tidak kembali ketempat kerjanya sebagai petugas penjaga dan kebersihan makam pekubuiran Cina. Ia ingin mencari bekerja dengan majikan Muslim dan kebetulan sebelum kembali ke Indonesia dia telah menemukan calon tempat kerjanya yang baru di sebuah restoran yang dimiliki seorang Melayu Islam. Kawan-kawannya sesama TKI yang bekerja disana menceritakan bahwa majikannya sangat baik dan menuruh pekerjanya sholat 5 waktu. Majikan seperti ini yang dicarinya, oleh karena itu ia bertekad sekembali dari liburan di kampung halaman ia akan bekerja ditempat itu.

Selamat bekerja 3 tahun di Malaysia ternyata ia hanya dapat sekedar membeli olah-oleh untuk anaknya yang ketika ditinggalkan masih bayi. Demikian berat perjuangan sang Bapak dalam mencari sesuap nasi di negeroi orang sampai-sampai mengorbankan anak istrinya ditinggalnya bekerja di rantau.  Meski hanya membawa pulang sedikit ringgit tetapi pada raut wajahnya tampak cerah dan terkesan bisa "nrimo" apa yang dialaminya itu karena pemerintah Indonesia saat ini masih belum mampu membuka lapangan pekerjaan yang memadai untuk orang-orang sepertinya. Keceriannya ini makin tampak manakala pesewat air asia yang diterbangkan dari bandara khusus LCCT KUala Lumpur mendarat di bandara Juanda Surabaya, dan kepadanya saya ucapkan selamat jalan selamat berlibur bersilaturahmi dengan anak istri dan handai taulan sanak kerabat, semoga mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan manusiawi.

Sumber : UIN Malang

5 komentar

Belajar dari kejayaan Ilmuwan Islam masa lalu

Kaum ilmuwan atau sejarahwan sejati dari dunia Barat tentu mengetahui betapa dahulu kala umat Islam pernah berjaya memimpin bangsa-bangsa lain dimuka bumi ini, baik dalam pemerintahan maupun terkait kemajuan peradaban dunia. Sejarah Islam menunjukkan keunggulan umat Islam dibidang paradaban dalam arti luas termasuk pesatnya perkembangan sains, ilmu pengetahuan dan teknologi pada masa lalu. Tidak sedikit ilmuwan Islam yang berhasil meletakkan dasar-dasar ilmu baru yang kemudian dalam perjalanan sejarahnya menjadi acuan ilmuwan Barat untuk lebih mengembangkan ilmu-ilmu yang dirintis oleh ilmuwan Islam tersebut.

Jasa saintis Islam Ibnu Sina (Avicenna) sebagai contoh yang telah berhasil memosisikan dirinya sebagai pelopor lahirnya ilmu kedokteran modern. Ilmuwan Islam lain yang berjasa sekaligus perintis pengembangan keilmuwan, sebut saja misalnya Ibnu Rushd (Averroes), al Biruni, Jabir Ibnu Hayyan (Ibnu Geber), Ibnu Ismail al Jazari, penemu ilmu robot modern, al Mawsili, ahli musik klasik, al Ghazali ahli dibidang ilmu tafsir, fiqih, filsafat dan akhlak,  Ibnu Haitham, ilmuwan optik dari Basrah yang teorinya digunakan para saintis Itali untuk menemukan kaca pembesar pertama di dunia, serta masih banyak lagi ilmuwan Islam yang telah meletakkan fondasi bagi pengembangan ilmu modern sebagaimana yang kita rasakan dan alami sekarang ini. Albert Einstein ilmuwan fisika yang lahir jauh setelah Al Khawarizmi dan Abul Wafa meletakkan dasar-dasar ilmu matematika, trigonometri, algoritma bahkan astronomi, sehingga perkembangan IPTEK diawali oleh rumus-rumus temuan yang diciptakannya. Rumus Einstein tentang enersi yang terkenal itu juga didahului oleh penemuan mereka (ilmuwan Muslim).

Sungguh hebat ilmuwan Islam pada masa lampau yang bisa menghasilkan karya-karya besar, fenomenal dan manfaatnya terasa hingga sekarang, dinikmati umat manusia dimuka bumi ini. Keunggulan para intelektual Islam tersebut nyaris tidak pernah dipublikasikan secara masif terutama agar diketahui oleh umat Islam itu sendiri. Sengaja atau tidak sengaja kita merasakan betapa informasi mengenai suksesnya tokoh sains tersebut tertutupi dengan semaraknya propaganda dan publikasi Barat yang gencar mendunia, sehingga kita tidak mengetahui secara gamblang akan keberhasilan sejumlah saintis Islam masa lalu.

Kini, mari cermati mengapa para ilmuwan Islam zaman dahulu berhasil menunjukkan kinerja cemerlang? Coba tengok sejenak kebelakang perjalanan kehidupan mereka sebelum akhirnya mereka berhasi melahirkan temuan dan karya spektakuler yang diakui dunia. Tentu ada sesuatu hikmah yang dapat dipelajari bagi kita umat Islam masa kini agar zaman kejayaan Islam dalam peradaban, ilmu dan kehidupan dunia dapat berulang kembali. Bukankah melalui sejarah kita bisa mengambil hikmah dan dari sana kita akan mampu meraih masa depan yang lebih baik?    

Hal yang menarik untuk dibahas disini adalah bahwa ternyata masa kecil para ilmuwan tersebut diatas tidak bisa dilepaskan dari pemahaman tentang keagamaan. Pada usia Balita mereka sudah terbiasa dan dibiasakan dengan ayat-ayat suci al Quran bahkan banyak dari mereka yang hafal al Quran semasa kecil. Pemahaman mereka terhadap bahasa Arab dan ketekunan mendalami ajaran Islam yang bersumber dari al Quran dan Hadist membuat mereka bersemangat untuk lebih meneliti obyek-obyek yang menjadi minat dan kajiannya. Bisa jadi dan merupakan suatu keniscayaan bahwa kompetensi naqliyyah para ilmuwan itu membimbing daya aqliyyah dan emosi mereka dalam mewujudkan karya spektakuler.

Rata-rata dari para ilmuwan Islam memulai kajian ilmu setelah mendekati (dalam arti mempelajari) ayat-ayat qawliyyah dan kemudian diteruskan dengan melakukan uji coba, riset dan penyelidikan mendalam untuk memahami lebih lanjut ayat-ayat kauniyyah. Perpaduan pemahaman kedua ayat (qawliiyah dan kauniyyah) ini membawa mereka pada keunggulan unjuk kerja optimal yang menghasilkan karya-karya agung dan mendasar. Ini mungkin bisa disebut berkah yang diberikan Allah disebabkan kecintaan mereka dalam mempelajari tanda-tanda kekuasaan Allah baik yang bersifat qawliyyah dan kauniyyah serta merupakan perpadauan kedua kekuatan yang ada dalam aqilyyah dan naqliyyah. Keberhasilan mendapatkan hikmah dari kegiatan memahami agama (Islam) semenjak usia dini merupakan kata-kata kunci terpenting bagi tumbuh-kembangnya ilmu pengetahuan di dunia ini.

Pada masa kecil ilmuwan Islam tersebut disiplin, tekun dan giat menggali ilmu melalui al Quran dan Hadist. Tiada hari tanpa membaca dan mengkaji al Quran dan Hadist serta terus berupaya untuk meningkatkan pemahaman dari apa yang tersirat dan tersurat dalam ayat-ayat qawliyyah tersebut. Ketertarikan mereka pun berlanjut pada ayat-ayat Allah yang lain (kauniyyah) sehingga mereka berhasil melakukan perenungan, uji coba, penyelidikan dan pendalaman lebih lanjut terhadap apa yang dikaji. Semangat mereka tak dapat dipungkiri berasal dari hati tercerahkan setelah sekian lama mendalami secara sungguh-sungguh ayat-ayat Allah, seraya berharap memperoleh keberkahan dari apa yang ditekuninya dari Allah SWT. Mengapa umat islam Indonesia tidak mempelajari cara ilmuwan Islam menekuni ilmu yang dimulai dari penguasaan ayat-ayat qawliiyah? Dalam kaitan ini maka sesungguhnya program pendidikan anak usia dini (PAUD) apabila mencontoh kehidupan Balita para saintis Islam masa lalu yakni dengan memperkuat penguasaan Bahasa Arab, al Quran, Hadist yang dimulai dari menghafal al Quran, diharapkan keberkahan Allah bukan mustahil  menghampiri program PAUD. Kemudian, pada gilirannya diharapkan akan lahir ilmuwan-ilmuwan besar dari kalangan kaum muslimin sebagaimana dahulu kala ilmuwan-ilmuwan termasyhur berangkat dari tingkat pemahaman agama yang mendalam.

Sumber : UIN Malang

0 komentar

Belajar 4 Hal Dari Pendidikan di Negara Maju

Saya beruntung diberikan Allah kesempatan untuk mengarungi kehidupan di luar Indonesia khususnya di Eropa dan Amerika Serikat meski cuma sekitar dua-tiga tahun. Dari sana banyak sekali hikmah yang saya peroleh baik ketika berada di dalam ruang-ruang kuliah maupun saat berinteraksi dengan masyarakat setempat di luar tembok pendidikan formal. Saya merasakan dan mencatat sejumlah hal yang menurut hemat saya merupakan kekuatan aktivitas pendidikan di Eropa, Amerika dan negara-negara maju pada umumnya. Catatan dan pengalaman saya selama berada di negara-negara yang sering disebut sebagai negara maju akan saya ungkapkan secara ringkas dan sederhana dalam tulisan ini.

Paling tidak ada empat fenomena menarik yang dimiliki oleh masyarakat Eropa dan Amerika, sehingga menjadikan mereka dalam berbagai hal ditiru oleh negara/kelompok masyarakat lain. Pertama, hubungan antara dunia pendidikan dan kehidupan masyarakatnya amat berkaitan. Contoh-contoh yang dipraktekkan di sekolah atau institusi pendidikan juga berlangsung di dalam kehidupan masyarakat, artinya kebiasaan yang mereka lakukan di dalam gedung maupun diluar gedung persis sama.

Siswa/pelajar dilatih disiplin, antri, menghargai pendapat orang lain yang ternyata fenomena itu juga yang dapat kita lihat dalam kehidupan masyarakatnya. Oleh karena itu kesopanan, tata pergaulan yang dibentuk di sekolah dengan baik juga terjadi diluar sekolah. Manakala mereka memperoleh sesuatu dari orang lain secara otomatis kata terima kasih selalu meluncur dari bibirnya, demikian pula mereka sering menyampaikan kata-kata pujian kepada pelajar yang menyelesaikan tugas sehingga membuat pelajar itu tambah bersemangat.

Ternyata kebiasaan mengucapkan terimakasih dan memuji orang yang telah mengerjakan sesuatu dengan baik juga biasa dilakukan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. Singkatnya, semua kebiasaan baik yang dilakukan di sekolah/universitas juga dapat kita temui di ruang-ruang publik, ini berarti tidak ada perbedaan kualitas interaksi manusia antara sekolah dan luar sekolah. Kehidupan masyarakat yang disiplin, patuh/taat hukum, menyenangi perbuatan baik, mengormati orang lain, tepat jani dan sebagainya ternyata juga merupakan fenomena yang biasa berlangsung di lembaga pendidikan mereka. Sehingga dapat dikatakan kualitas peradaban masyarakat di negara maju mencerminkan pula kualitas peradaban di sekolah dan begitu sebaliknya.

Kedua, keteladanan dan contoh nyata oleh guru amat diperhatikan terutama dalam pembentukan watak dan karakter anak. Pelajar dibiasakan untuk memosisikan segala sesuatu sesuai ketentuan, misalnya guru akan mengambil sampah tercecer dikelas untuk kemudian memasukkannya ke tempat sampah, lalu jika disekitar pelajar masih terdapat sampah berserakan serta merta guru mengingatkan pelajar untuk membersihkan.

Namun oleh karena sudah menjadi kebisaan yang melekat pada umumnya sebelum guru mengingatkan dengan sendirinya sang pelajar sudah tahu apa yang mesti dilakukan terhadap sampah itu. Inisiatif tinggi mereka untuk menempatkan segala sesuatu pada tempatnya yang diwujudkan langsung dalam bentuk perilaku. Praktek-praktek ini akhirnya menjadi "darah daging" dan tertanam kuat pada diri pelajar, sehingga dalam kehidupan masyarakat kebiasaan baik tersebut diejawantahkan dengan baik. Peran guru dalam mengarahkan perilaku pelajar menjadi begitu penting melalui berbagai keteladanan, sehingga guru disana adalah manusia pilihan yang berkarakter baik. Jika seorang guru menampakkan perilaku negatif yang disaksikan banyak orang serta merta ia akan mendapat sanksi keras karena dianggap tidak tepat menjadi seorang guru sekolah.

Ketiga, pendekatan learning by doing senantiasa dilakukan dalam memberikan pemahaman terhadap murid tentang berbagai subyek. Untuk melatih mengekspresikan pesan-pesan verbal guru menyuruh murid menyampaikannya secara lisan di depan kelas. Guru juga mengarahkan mengungkapkan pesan-pesan yang dimiliki murid dalam bentuk tulisan. Latihan-latihan langsung ini dibiasakan dalam setiap pembelajaran dan inilah yang disebut dengan pendekatan learning by doing itu.

Setiap unjuk kerja murid selalu memperoleh penilaian positif sehingga membuat murid tetap bersemangat melakukan unjuk kerja dan selalu berupaya menjadi yang terbaik. Membangkitkan motivasi murid diperlukan, oleh karena itu pujian dari guru atas apa yang telah dilakukan murid mutlak diperlukan. Tidak ada satu murid pun yang tertinggal untuk tidak menyampaikan pesan-pesan yang ingin disampaikan, ini berarti semua murid mulai tingkat sekolah dasar diberikan kesempatan sama (equal opportunity) dalam menyampaikan pesan lisannya di depan kelas.

Disisi lain kecakapan verbal lain dalam bentuk menulis atau mengarang juga diperhatikan sama baiknya, yakni pelajar diminta mengungkapkan pengalaman atau ide, gagasan dalam bentuk tulisan. Pemikiran dan perenungan yang dilakukan anak didik dibiarkan menjelajah memperkaya tulisan mereka sehingga tulisan mereka mengalir panjang dan terkesan mendalam. Kedua latihan verbal ini (lisan dan tulisan) biasa dipraktekkan dalam konsep learning by doing tersebut.

Keempat, pendekatan indiividu (individualized approach). Meski kegiatan pembelajaran dilakukan dengan cara klasikal namun tetap terbuka ruang dalam memerhatikan murid secara perseorangan. Bisa jadi dalam hal-hal tertentu ada saja murid yang tidak mampu mengikuti materi yang disampaikan dan jika hal ini terjadi sang guru dengan cermat dan cekatan akan melakukan pendekatan personal untuk mengetahui persoalan yang dialami siswa tersebut.

Kesediaan guru untuk memerhatikan murid tertentu lebih dari yang lain dimungkinkan sepanjang dijumpai masalah dalam diri anak tersebut. Singkatnya, guru tidak hanya sekedar mengajar tetapi juga berupaya bagaimana 'membelajarkan' siswa agar tetap terus terjaga minatnya untuk meningkatkan kualitas unjuk kerja. Pendekatan individu semacam ini tidak hanya berlangsung di sekolah tetapi juga biasa dilakukan di dunia perguruan tinggi. Dosen dengan senang hati akan menolong mahasiswa yang mengalami kesulitan memperoleh pemahaman atas suatu subyek atau memiliki kendala personal dalam mengikuti perkuliahan. Dosen dalam konteks ini berperan sebagai sahabat mahasiswa.

0 komentar

Nelson Mandela dan Kemandirian Bangsa

Dunia berduka manakala tokoh HAM internasional, mantan Presiden kulit hitam Afrika Selatan pertama meninggal dunia. Tidak dipungkiri Nelson Mandela adalah tokoh HAM internasional terkemuka di abad 20-21 ini. Perjuangannya menghapus politik diskiriminasi apartheid di Afrika Selatan amat dikenal di seantero jagad raya. Kegigihan dan keteguhannya dalam menegakkan HAM sudah tidak diragukan lagi, ia pun dicintai banyak orang dari berbagai kalangan dari kulit manapun.

Ketika Nelson di penjara di negerinya sendiri atas upayanya membebaskan Afrika Selatan dari politik Apartheid masyarakat internasional membela dan berjuang agar dilepaskan dari penjara, Saya teringat tatkala berada di Inggris pada tahun 1985-1987, masyarakat internasional di London melakukan unjuk rasa 24 jam non stop tanpa henti hingga Nelson Mandela dibebasakan oleh rezim apartheid di Afrika Selatan. Demikian kuatnya dukungan masyarakat internasional atas perjuangan Nelson Mandela dalam membela kaum tertindas yakni warga kulit hitam di Afrika Selatan, sehingga membuat pemerintah rezim apartheid akhirnya membebaskan Mandela bahkan rezim tersebut tumbang dengan sendirinya.  

Nelson Mandela sendiri di tahun 1955 bahkan pernah datang ke Indonesia menghadiri konferensi Asia Afrika di Bandung kala itu sebagai aktivist pejuang HAM di Afrika Selatan. Beliau amat kagum terhadap Bung Karno dan mengakui terinspirasi oleh pidato-pidato Bung Karno yang banyak mengupas soal kemerdekaan dan kemandirian bangsa. Semangat perjuangan Mandela bertambah besar manakala mengenal sosok Bung Karno yang teguh dalam menegakkan kemandirian bangsa.    

Singkat cerita, setiap perjuangan yang membebaskan rakyat dari kediktatoran, perlakuan diskriminasi, pekastaan atau pengkotak-kotakan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara selalu didukung dunia internasional. Dahulu di Tanah Air ini tatkala Bung Karno memimpin perjuangan dalam merebut dan menegakkan kemerdekaan, masyarakat internasional pun serta merta mendukung rakyat Indonesia. Rakyat dan pemimpin berserta masyarakat internasional yang tidak menyukai penjajahan bersatu padu menentang bentuk-bentuk penjajahan fisik yang mengksploitasi tidak hanya sumber daya alam tetapi juga kedzholiman penjajah terhadap rajyat setempat.

Penentangan terhadap penjajahan satu bangsa terhadap bangsa lain di zaman dahulu memang amat jelas kasat mata dan dialami langsung oleh masyarakat yang terjajah. Dunia sekarang tidak lagi sepakat dengan penjajahan fisik tersebut, oleh karenanya zaman sekarang bisa dikatakan tidak ada lagi penjajahan fisik dimaksud. Akan tetapi esensi dari penjajahan sebenarnya masih saja ada di dunia ini. Jika secara fisik tidak dijajah tetapi secara non fisik tetap saja dijajah. Kedaulatan fisik mungkin sudah dapat diraih tetapi kedaulatan politik, ekonomi, ideologi dan sejenisnya hingga hari ini masih kita saksikan dan alami.

Bung Karno sendiri di berbagai pidatonya terutama setelah Indonesia menyatakan kemerdekaannya di tahun 1945 seringkali mengingkatkan rakyatnya akan penjajahan gaya baru yang beliau sebut dengan neo-kolonilaisme dan neo imperialisme. Penjajahan bentuk baru ini menurut beliau amat halus memang tidak tampak secara fisik tetapi amat dahsyat pengaruhnya sehingga negara tak lagi merdeka secara substansi. Menurut Bung Karno penjajahan di bidang ekonomi, budaya, politik dan ideologi masih menjadi bagian mereka yang memiliki jiwa ekspansif untuk menuasai dunia. Sasaran tembak Bung Karno saat itu amat jelas siapa lagi kalau bukan Amerika dan sekutunya yang menurut beliau mempunmyai agenda neo kolonialisme dan imperialisme dengan menguasai sektor ekonomi, poliitk dan mempengaruhi rakyatnya dengan budaya-budaya Barat.

Oleh karena itu dulu Bung Karno sangat marah apabila ada musisi-musisi (artis) Indonesia yang amat menyanjung musik, kesenian dan kebudayaan Barat, sementara kekayaan budaya kita tidak dijaga dan dikembangkan. Politik bebas aktif juga merupakan pengejawantahan para pendiri republik ini yang tidak suka dengan campur tangan Barat dalam kemandirian berpolitik. Demikian pula di bidang ekonomi, dulu dikenal konsep berdikari, berdiri diatas kaki sendiri. Pada masa itu Indonesia mampu membangun simbol-simbol kemandirian seperti mendirikan Monumen Nasional, Gelora Olahraga, dan berbagai gedung-gedung besar lain secara mandiri dan gotong royong.

0 komentar

Pelayanan Customer Win-Win Solution

Suatu waktu di dalam pesawat terbang dari Surabaya, Indonesia menuju Johor Bahru Malaysia ada peristiwa menarik yang dapat diambil hikmah. Sepasang orang tua warga Malaysia ingin membeli makanan yang dijajakan pramugara dan pramugari maskapai penerbangan itu diatas peswat terbang. Setelah pesanan diberikan lalu Bapak tua itu membayarnya dengan mata uang ringgit Malaysia dalam pecahan RM 50. Spontan pramugara mengingatkan agar membayarnya dalam bentuk mata uang rupiah sesuai ketentuan pembelian yang tertulis dalam daftar menu, sehingga mata uang ringgit tidak berlaku.

Sang pembeli tidak bisa menerima ketentuan itu karena menurutnya jual beli diatas pesawat terbang tujuan luar negeri melibatkan antarabangsa khususnya negara Indonesia-Malaysia sehingga semestinya berbelanja dengan menggunakan kedua mata uang negara itu bisa dimaklumi. Tetapi pramugara dan pramugari tersebut tetapi bertahan dengan pendapatnya bahwa pembelian diatas pesawat itu menggunakan rupiah. Hanya saja anehnya sang pramugara mengatakan bila tetap ingin membayar belajaannya dalam bentuk ringgit maka uang kembalinya dalam bentuk rupiah. Tawaran pramugara itu ditolak mentah-mentah dengan alasan yang cukup masuk akal, menurutnya untuk apa diberikan rupiah padahal ia akan pulang ke negaranya sehingga kembalian uang rupiah yang tidak seberapa itu tidak dapat digunakan. 

Sampai disini masing-masing pihak bersikeras dengan pendapatnya pihak pramugara/pramugari tetap pada pendirian bahwa uang ringgit bisa diterima tetapi kembalian dalam bentuk rupiah, sang pembeli juga bertahan bahwa ia tidak memiliki rupiah dan membayar dalam ringgit Malaysia. Ketika tidak terjadi kesepakatan lalu pembeli itu tidak jadi membelinay dan mengembalikan makanan khas Malaysia yang telah dipesan berikut  2 gelas minuman hangat. Makanan yang dibungkus dalam wadah kotak alumunium yang dikembalikan bisa diterima tetapi untuk kedua minuman hangat itu sang pramugara tidak menerimanya karena minuman panas itu berasal dari kemasan saset sehingga sang pembeli mesti membayarnya. Lagi-lagi sang pramugara tidak cepat tanggap bahwa si pembeli sudah mengatakan tidak punya uang rupiah tetapi ia tetap minta dibayar. Pembeli tidak mau membayar karena ia hanya punya ringgit dan tidak akan bisa dikembalikan uang RM50 nya itu dalam ringgit.

Dengan nada kesal sang pramugara akhirnya mengatakan....'ok  sir, I'll take it....I pay for it.....Thank you". Pramugara lalu mengambil kedua minuman hangat itu dan menaruhnya di troli penjualan makanan minuman yang ada diatas pesawat tersebut. Pembeli pun bersikap dingin tidak merespon tindakan pramugara karena pembeli tampaknya merasa benar dan tidak ingin dirugikan dalam kasus jual beli makanan dan minuman diatas pesawat itu.  Ia bersikukuh bahwa jual beli diatas pesawat dengan tujuan Malaysia seharusnya juga menyediakan ringgit Malaysia, sehingga membuat nyaman baginya. 

Apa hikmah yang dapat dipetik dalam kasus ini? Paling tidak ada empat pelajaran yang diperoleh dari kerumitan dalam kasus pembelian makanan minuman diatas pesawat itu bisa terjadi. Pertama, pihak maskapai penerbangan amat kaku dalam menetapkan ketentuan pembelian makanan minuman diatas pesawat yang mengharuskan menggunakan uang rupiah, padahal perjalanan pesawat itu meski dari Indonesia tetapi menuju luar negeri (Malaysia) yang sudah tentu bisa jadi penumpangnya tidak memiliki uang rupiah, oleh karena itu semestinya pihak maskapai penerbangan perlu memberlakukan juga ketentuan pembayaran dalam ringgit.

Kedua, sebenarnya penumpang tersebut tidak keberatan jika harga rupiah pada makanan dan minuman yang dibeli kemudian dikonversikan kedalam ringgit, asal saja pengembalian dari pembeliannya dalam bentuk ringgit juga, sehingga sebenarnya maskapai tidak dirugikan bahkan bisa lebih untung dari selisih kurs mata uang, namun persoalannya ternyata maskapai tidak menyiapkan ringgit.

Ketiga, pramugara-pramugari yang menjajakan barang dagangan perlu diajarkan cara-cara bernegosiasi yang baik dan cara mengatasi masalah secara kreatif dan win-win solution. Dalam kasus diatas sebenarnya harga makanan dan minuman yang dibeli kedua orang tua itu cukup besar nilainya, sehingga kembalian uang untuk pembeli itu hanya beberapa ringgit saja. Mungkin akan aneh kedengarannya  jika keempat pramugara-pramugari yang bertugas di pesawat yang rutin terbang antara Indonesia Malaysia itu tidak memiliki uang ringgit. Para awak kabin itu bisa saja saling pinjam meminjam uang ringgiit apabila terjadi kasus seperti ini.

Keempat, sang pramugara bisa saja menawarkan makanan minuman dan barang lain yang dijual dipesawat hingga nilai total pembeliannya sebesar RM 50 sehingga tidak memerlukan uang kembali dalam bentuk ringgit. Nanti apabila pramugara memang benar-benar tidak punya ringgit bisa menukarkannya agar uang rupiah yang terkumpul atas hasil penjualan barang makanan dan minuman dapat disetorkan ke pihak maskapai penerbangan. Saya kira hal-hal kreatif seperti ini penting diajarkan kesemua awak kabin.

Tujuan suatu aktivitas bisnis yang melibatkan kastemer pada intinya adalah bagaimana meempatkan kastemer sebagai orang penting Very Important Person (VIP) sehingga orang-orang yang berhadapan langsung dengan kastemer mesti diajarkan cara-cara menyelesaikan masalah dilapangan secara tepat (tactfully) dengan landasan win-win solution. Kastemer yang senang tentu akan bermanfaat bagi perusahaan karena kepuasan kastemer sesungguhnya merupakan promosi gratis perusahaan atau unit bisnis apapun yang bersinggungan dengan jual beli barang.

0 komentar

Waqaf dan Pembangunan Gedung Perkantoran

Tatkala mengantarkan delegasi pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah bertemu dengan Direktur Bank Pembangunan Islam - Islamic Development Bank (IDB) regional office di Kuala Lumpur Malaysia ada satu cerita menarik disampaikan Pak Kunrat, orang Indonesia, Direktur IDB yang ruang lingkup tugasnya meliputi tiga negara Malaysia, Indonesia dan Brunei. Pak Kunrat bercerita tentang kisah sukses IDB dalam membantu salah satu kegiatan pembangunan di Bangladesh yang berupa pembangunan salah satu gedung perkantoran di pusat kota. Gedung perkantoran bertingkat tersebut berdiri di lahan tanah waqaf.

Pembangunan gedung megah ditengah kota itu dibiayai oleh IDB dengan tujuan setelah gedung itu selesai dibangun lalu ruang-ruang gedung akan disewakan ke sejumlah perusahaan dengan harga cukup tinggi sebagaimana lazimnya gedung-gedung megah di sejumlah ibukota negara yang disewa perusahaan-perusahaan besar. Karena lokasi gedung perkantoran ini yang demikian strategis, maka dalam waktu singkat ruang-ruang diperkantoran laris disewa perusahaan besar. Alhasil, yayasan waqaf tersebut berhasil mengumpulkan uang cukup besar dan dari uang itu oleh yayasan digunakan untuk melatih pemuda-pemudi Bangladesh yang tidak mampu disekolahkan untuk menjadi tenaga ahli teknologi informasi (IT).

Singkat cerita, banyak tenaga terampil hasil didikan sekolah IT Bangladesh itu berhasil memperoleh pekerjaan dibidang IT, tidak hanya bekerja di dalam negeri bahkan mereka juga ada yang bekerja di lembaga/perusahaan atau institusi di luar negeri. Pendidikan IT yang diselenggarakan di gedung itu juga menjadi terkenal bahkan menjadi pemasok tenaga ahli ke berbagai perusahaan dalam dan luar negeri. Keuntungan konersil pun diperoleh tidak hanya bagi yayasan umat Islam yang memiliki tanah waqaf tetapi juga bagi IDB. Keuntungan bagi IDB menurut Pak Kunrat kemudian dialihkan untuk pembangunan sejenis yang didanai IDB.

Kisah sukses bisnis pembangunan gedung perkantoran berikut kecemerlangan pendidikan keahlian IT di Bangladesh dalam membantu kualitas SDM di negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam itu boleh jadi bisa menginspirasi negara-negara lain dalam memanfaatkan peluang-peluang bisnis yang dapat digunakan juga untuk misi sosial seperti pendidikan. Selama ini yang kita ketahui bahwa gedung-gedung perkantoran yang berdiri di lahan tanah strategis dipusat kota kebanyakan milik swasta atau perseorangan, sehingga keuntungan komersil yang diperoleh masuk ke kantong sendiri. Sedangkan jika tanah dan gedung perkantoran milik yayasan umat Islam atau yayasan waqaf, maka tentunya keuntungan atau uang yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk kepentingan umat Islam seperti pendidikan yang diceritakan diatas. 

Di Indonesia mungkin bisa dipikirkan agar tanah waqaf yang dimiliki yayasan Umat Islam untuk dijadikan perkantoran yang kemudian uang sewanya bisa digunakan untuk pembangunan SDM umat Islam. Selama ini tanah waqaf nyaris identik hanya untuk pendirian rumah ibadah dan sekolah yang kita tahu dalam operasionalisasinya memmerlukan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu jika lokasi tanah waqaf cukup strategis untuk dijadikan perkantoran atau usaha yang memiliki profitabilitas tinggi, maka keuntungan yang diperoleh bisa dipakai untuk mengadakan pendidikan bermutu sebagaimana telah dibuktikan umat Islam di Bangladesh.  

Berpikir kreatif inovatif seperti cerita diatas dalam upaya meningkatkan kualitas umat Islam sudah semestinya ditumbuh-kembangkan dikalangan Umat Islam yang terlibat dalam tata kelola harta-harta waqaf, namun demikian azas kehati-hatian tetap dikedepankan. Pengelolaan harta waqaf tidak saja memerlukan kreativitas inovatif yang positif tetapi juga membutuhkan orang-orang berintegritas tinggi. Setiap niat, komitmen dan kemauan yang didasari keikhlasan untuk memajukan umat dan otomatis juga agama Allah, maka in sya Allah, akan ada jalan kemudahan untuk diwujudnyatakan. Bukankah Allah berfirman bahwa Allah akan menolong orang-orang mukmin yang menolong agama Allah (QS Muhammad 47: 7).

0 komentar

Pendidikan Agama Islam (PAI) di Indonesia

Dalam sejarah pendidikan di Indonesia muatan pelajaran pendidikan agama baru di sekolah-sekolah umum milik pemerintah diberlakukan sekitar tahun 1950 an. Kebijakan tersebut berhasil diimplementasikan tidak lepas dari peran kedua tokoh Islam yang berkuasa saat itu yakni Mohamad Natsir dan Wahid Hasyim. Andaikata pemimpin Muslim kala itu tidak berada di lingkaran kekuasaan belum tentu kebijakan memasukkan pelajaran agama dalam kurikulum sekolah dapat dilaksanakan yang pengaruhnya dapat kita rasakan hingga kini. Kedua tokoh Islam sangat sadar bahwa Islam adalah agama yang lengkap, mengatur segala kehidupan manusia di dunia dan oleh karenanya perlu dimasukkan dalam pelajaran di sekolah. Kedua tokoh Islam kita itu memang tumbuh besar dilingkungan agamis. M. Natsir asal Sumatera Barat, dikenal dengan pendidikan agamanya yang kuat, demikian pula Wachid Hasyim seorang anak pendiri organisasi massa Nadhatul Ulama KH Hasyim Ashari terbiasa berada di lingkungan pesantren.

Melalui ide, gagasan, pengaruh dan campur tangan tokoh Islam masa itu terutama kedua tokoh tersebut diatas tampak komitmen pemerintah dalam menjaga dan upaya menerapkan ajaran agama Islam di bumi pertiwi ini. Pada masa kemerdekaan memang dalam dunia pendidikan secara sederhana bisa kita bedakan dua orientasi pendidikan di Indonesia. Pertama adalah sekolah atau lembaga pendidikan yang berorientasi pendidikan sekuler atau menyelenggarakan pendidikan ala Barat, sedangkan kedua adalah pendidikan pesantren yang mengutamakan orientasinya pada pendalaman terkait ibadah mahdhoh. Kedua orientasi tersebut sangat ekstrim perbedaannya, sehingga manakala terjadi terobosan dengan memasukkan pelajaran agama kedalam kurikulum sekolah merupakan hal luar biasa dan hanya terjadi di Indonesia, karena di negara asal sistem persekolahan itu tidak diajarkan pelajaran agama secara khusus seperti di negara kita.

Para tokoh Islam Indonesia amat mengerti bahwa agama mengatur segala kehidupan manusia, oleh karenanya mesti dipelajari, dipahami, dihayati dan diterapkan amal-amal agama tersebut sehari-harinya dalam bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Masuknya pelajaran agama Islam kedalam kurikulum sekolah sebenarnya baru langkah awal untuk melangkah lebih jauh yang tidak mendikotomikan antara pelajaran umum dan agama, namun memang situasi dan kondisi pada saat itu belum memungkinkan untuk mengintegrasikan pelajaran agama menjadi bagian dari sains ilmu pengetahuan meski pandangan atau gagasan kearah itu sudah dimiliki para tokoh-tokoh Islam Indonesia.

Walau pelajaran agama di sekolah-sekolah umum tampak terpisah dari aktivitas mata pelajaran lain tetapi kebijakan resmi memuat pelajaran agama di seko9lah dan perguruan tinggi adalah langkah cerdas dan strategis bagi integrasi keduanya. Dalam beberapa dekade belakangan ini konsep integrasi tersebut sudah mulai dilakukan secara resmi terutama di dunia perguruan tinggi yang merubah IAIN menjadi Universitas Islam (UIN). Konsep UIN amat jelas yakni tidak mendikotomikan sains dan agama karena pelajaran agama sesungguhnya menempatkan sains sebagai bagian dari pemahaman keagamaan umat Islam.

Dengan perkemabngan ini menempatkan pemahaman keagamaan tidak hanya berkutat ke persoalan fiqih ubudiyyah secara sempit pada ibadah-ibadah khusus semata sepertoi sholat, zakat dan sebagainya tetapi juga ibadah ghoirumadhoh seperti muamalah, hubungan sosial, lingkungan alam dan seterusnya. Dalam pengertian ini maka mendalami Islam sebagai suatu agama adalah mendalami bagaimana seharus umat bersikap, berperilaku dan berkehidupan di dunia ini sebagai upara menggapai kehidupan kekal di akherat kelak. Dengan demikian Islam adalah agama lengkap untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akherat.

Dibandingkan dengan wilayah Timur Tengah Islam masuk ke Indoensia relatif masih belum lama sekitar abad 16, namun perkembangan keislaman di Indonesia bisa dikatakan progersif aktif yang memungkinkan kejayaan Islam bisa kembali muncul dari wilayah nusantara ini. Perlahan tapi pasti pemahaman dikotomik umat atas sains dan agama mulai mencair sehingga lambat laun ajaran Islam mulai secara massif diisadari sebagai ajaran tentang kehidupan secara kaafah (menyeluruh) bagi umat Islam itu sendiri. Kesadaran umat terhadap ajaran agama yang dianutnya untuk mengembangkan lebih jauh sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari mulai terasa di Indonesia. Meski Islam masuk dan menyebar ke Indonesia masih terbilang baru namun geliat kearah peningkatan pemahaman terhadap pelajaran agama Islam sudah mulai terasakan dengan mulai meninggalkan mindset dikotomik seperti yang disebut diatas. 

Pelajaran agama Islam di Indonesia yang dimulai dari belajar tentang tauhid, aqidah, fqih syariah dalam konteks terbatas kini telah berubah dinamis sebagai bagian dari keseluruhan hidup manusia (umat Islam), sehingga memahami agama lebih diperluas yakni termasuk melalui displin ilmu fisika, biologi, kimia dan seterusnya. Hal ini dikarenakan Islam mengajak umat untuk memahami ayat-ayat qawliyyah dan ayat-ayat kauniyyah sebagai sati kesatuan tak terpiosahkan milik sang Kholik, Allah subhanahu wata'ala.

Dalam konteks ini pelajaran agama menjadi demikian menarik dan hidup karena ia mengisi ke relung-relung kehidupan manusia sehingga tidak membosankan, dinamis serta bermanfaat bagi kehidupan manusia di dunia ini. Pelajaran agama (Islam) menjadi demikian berkembang karena memang Islam tidak mendikotomikan sains dan agama sebagaimana pada masa kejayaan Islam sains dan peradaban manusia berkembang pesat dan maju.

Pendidikan agama Islam tidak apriori dan juga tidak menentang mentah-mentah ilmu-ilmu yang dikembangkan oleh-oleh mereka yang tidak memiliki worldview Islam, sebaliknya ilmuwan dan cendekiawan Muslim mesti kritis atas ilmu yang dihasilkan dalam worldview non Islam tersebut agar bisa "dibersihkan" menajdi Islami. Oleh karena itu cendkiawan Islam mesti mampu mendalami ilmu-ilmu yang disuguhkan dari worldview berbeda itu. Untruk itulah ilmuwan Muslim boleh belajar dari mana saja asalkan fondasi keimanan sudah cukup kuat dan tidak mudah terpengaruh dan gumunanoleh perkembangan sains yang semata-semata dihasilkan hanya untuk kepuasan materi semata.

Guru atau pengasuh pelajaran agama mesti dibekali dengan kemampuan memahami sains dalam arti luas. Belajar dari sejarah kejayaan Islam ternyata ilmuwan Muslim itu tumbuh dan berkembang karyanya manakala mereka telah terbiasa dalam mendalami al Quran. Rata-rata tokoh-tokoh besar dari kalangan Islam telah terlebih dahulu hafal al Quran dan mendalami al Quran dan Hadist sebelum mengembangklan berbagai ilmu pengetahuan. Tokoh Islam itu adalah pelopor dalam menemukan sejumlah ilmu pengetahuan yang hingga sekarang dapat kita rasakan implikasinya dalam perkembangan sains modern. Oleh karena ituilah guru pelajaran agama mesti juga memiliki pemahaman mendalam atas al Quran, Hadist dan ilmu pengetahuan lain sebagai bentuk integrasi antara sains dan agama sebagaimana Islam tidak memisahkan keduanya sebagai suatu ilmu yang berbeda dalam arti hakekatnya.

0 komentar

186 Dosen Non-PNS Terima SK Pengangkatan

SONY DSC

Terlambat dari jadwal semula yang rencananya pengangkatan akan dilangsungkan pada awal januari, dikarenakan tiadanya waktu dan kesempatan Rektor yang disibukkan dengan berbagai agenda, akhirnya, Selasa (4/3), dilaksanakanlah penyerahan Surat Keterangan (SK) pengangkatan kepada 186 Dosen Non-PNS UIN Maliki Malang di Aula Lt. 5 Gedung Rektorat.

Rektor UIN Maliki Malang dalam kesempatannya mengatakan, bahwa Dosen Non-PNS yang diangkat untuk terus meningkatkan kualitas mengajar dan memiliki kualifikasi dalam berbahasa asing, mengingat UIN Maliki telah terakreditasi sangat baik. “Setelah naiknya posisi menjadi Dosen Non-PNS, saya ingin Bapak/Ibu untuk terus meningkatkan kualitas belajar mengajar dan menguasai setidaknya salah satu bahasa asing, entah itu bahasa Arab atau bahasa Inggris,” ucap Mudjia Rahardjo.

Dalam hal penguasaan bahasa asing yang diperlukan oleh para dosen, Rektor meminta pusat bahasa untuk membantu pengembangan potensi berbahasa bagi dosen UIN Maliki. “Saya ingin para dosen di dalam kelas bersama dengan mahasiswanya, melakukan seluruh sistem pengajaran untuk kedepannya dengan menggunakan bahasa asing, ya, minimal dosen kita disini menguasai satu bahasa,” paparnya bersemangat.

Disamping itu, Rektor juga mewanti-wanti kepada dosen yang masih datang tidak on time dalam perkuliahan, keadaan ini tentunya berdampak buruk terhadap pelayanan kepada mahasiswa. Kebiasaan yang tidak baik tersebut bukan tidak mungkin untuk diubah, semuanya masih bisa dilakukan, adanya niat dan keinginan meningkatkan kualitas diri menjadi lebih baik lagi. "Saya kadang masih menemukan dosen yang masih saja terlambat dari waktu mengajar yang sudah dijadwalkan, marilah kita berusaha untuk mengubah kebiasaan ini, banyak orang memandang lembaga Islam sama saja dengan lembaga lain, tidak disiplin, maka dari itu saya ingin menolak anggapan orang-orang tersebut dengan menerapkan kedisiplinan dalam bekerja," tambah Rektor yang menyandang gelar doktor dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya.

186 orang dosen yang diangkat itu terdiri dari 25 dosen Program Khusus Perkuliahan Bahasa Inggris (PKPBI), 117 dosen Program Khusus Perkuliahan Bahasa Arab (PKPBA), dan 44 dosen yang tersebar di beberapa fakultas.

0 komentar

Pelatihan Bahasa Inggris di IALF Bali Resmi Dibuka

opening ialf 2014

Semakin meningkatnya peringkat UIN Maliki Malang dalam Webometrics yang kini menduduki peringkat ke-23 di Indonesia dan tetap mempertahankan peringkat 1 di lingkungan PTAIN tidak lantas membuat UIN Maliki Malang puas tetapi terus berbenah untuk menuju World Class University.

Senin, 3 Maret pukul 13.00 WITA, pelatihan bahasa Inggris di IALF Bali resmi dibuka. Untuk gelombang pertama diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari kelas GE (General English) dan CLIL (Content and Language Integrated Learning).

Acara pembukaan tersebut dihadiri langsung oleh Prof. Dr. Mudjia Rahardjo, M.Si yang dalam sambutannya rektor UIN Maliki Malang ini menyampaikan harapan besarnya kepada dosen dan karyawan UIN Maliki Malang untuk bersama-sama berjuang mengantarkan UIN Maliki Malang menjadi World Class University. Beliau pun terlihat sangat bangga ada banyak dosen dan staf yang berbasis pendidikan Bahasa Arab namun tetap bersemangat dalam mengikuti program pelatihan Bahasa Inggris ini. Beliau memang sangat berharap Bahasa Inggris dan Bahasa Arab benar-benar melekat dan menjadi ciri dari civitas akademika UIN Maliki Malang.

Para dosen dan staf yang telah lulus seleksi untuk mengikuti kegiatan ini tampak sangat semangat dalam mengikuti rangkaian pelatihan ini. Pelatihan ini merupakan kesempatan yang sangat baik untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris mereka. Para dosen dan staff akan fokus belajar bahasa Inggris selama 1 bulan di Bali dan untuk sementara waktu meninggalkan keluarga masing-masing guna memberikan yang terbaik untuk kemajuan UIN Maliki Malang.

0 komentar

Baru 2.200 Siswa Pilih UNS

snmptn-2014

SOLO - Kendati pendaftaran calon mahasiswa baru jalur Seleksi Nasional Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) telah dibuka sejak 17 Februari 2014, pemilih Universitas Sebelas Maret (UNS) baru 2.200 orang. Angka ini jauh di bawah target UNS.

"Target kami bisa mencapai sekira 40 ribu pendaftar seperti tahun lalu," jelas Ketua Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) UNS 2014, Prof Drs. Sutarno,MSi, PhD kepada wartawan, di Kampus UNS, Solo, Jawa Tengah.

Sutarno mengakui, pada awal-awal waktu pendaftaran biasanya jumlah pendaftar masih relatif sedikit. Apalagi jadwal pendaftaran baru ditutup pada 31 Maret 2014. Lonjakan pendaftar bakal terjadi sekira dua minggu menjelang jadwal ditutup.

"Saat-saat ini jumlah pendaftar rata-rata berkisar 200-400 orang per hari. Pergerakan penambahan pendaftar sekitar itu," ujarnya.

Pembantu Rektor I UNS bidang akademik ini mengimbuhkan, hingga saat ini belum ada program studi (prodi) yang menonjol sebagai pilihan siswa. Rata-rata, pemilih di satu prodi hampir sama dengan prodi lainnya.

"Biasanya prodi kedokteran UNS paling banyak peminat, saat ini saja baru tercatat sekira 160 pendaftar," ungkapnya.

0 komentar

Kemendikbud Luncurkan Sistem Perkuliahan "Online"

kuliah online

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merancang terobosan baru untuk para mahasiswa perguruan tinggi. Saat ini para mahasiswa dapat mengikuti perkuliahan secara online.

Menurut Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim, kuliah dengan sistem online kemungkinan akan diluncurkan pada Maret atau April 2014.

"Kuliah online ini dalam rangka meningkatkan kualitas mahasiswa kita, terutama dalam menyerap materi yang harus diberikan oleh dosen," ujar Musliar di sela Konferensi Dialog British Council di Jakarta.

Musliar juga menuturkan, salah satu latar belakang diadakannya kuliah online ini adalah keinginan membuat semua mahasiswa mendapatkan ilmu yang sama meskipun berada di universitas berbeda. Namun, dia menyadari bahwa tidak semua universitas di Indonesia memiliki kompetensi sama. Beberapa universitas besar mungkin memiliki keunggulan dengan dosen-dosen yang kompeten serta kemudahan mendapatkan materi diktat kuliah.

"Dengan kuliah online, mahasiswa mendapatkan materi yang sama dengan universitas besar," kata Musliar.

Teknis pelaksanaan kuliah online dilakukan dengan menyediakan materi perkuliahan dengan cara diunggah ke dalam satu situs web. Di situs itu semua mahasiswa berhak mengunduh materi bahan kuliah.

Nantinya, perkuliahan online itu akan terbagi menjadi dua macam. Pertama, mahasiswa dapat mengambil mata kuliah tanpa harus mendapatkan nilai. Pada tahap ini mahasiswa berhak membaca dan menyerap materi bahan kuliah yang disajikan.

Adapun sistem kedua seperti kuliah sungguhan atau kelas konvensional. Namun, sebelumnya, mahasiswa harus mendaftar terlebih dahulu di universitas tempatnya berasal dan menyatakan mengikuti perkuliahan online di universitas yang nanti dipilihnya.

"Kemudian, mahasiswa harus mengerjakan tugas-tugasnya," tambahnya.

Nantinya, kuliah online ini akan mendapatkan nilai yang sama dengan mahasiswa yang hadir tatap muka langsung di dalam kelas di universitas-universitas bersangkutan. Nilai dari mata kuliah yang sama dapat berlaku di universitas tempat mahasiswa tersebut berasal.

Nah, bagaimana dengan ujiannya? Menurut Musliar, ujian sudah pasti dilakukan juga secara online.

"Tapi, untuk hal-hal tertentu mungkin ada video conference-nya," ujarnya.

0 komentar

Dini, Peraih Beasiswa Bidikmisi Pertama Lulusan Unpad

Dini

Akhirnya, setelah menempuh studi selama 2 tahun 11 bulan, Dini Nurlelasari meraih gelar sarjana dan diwisuda pada Agustus 2013 lalu. Lulusan Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjajaran (Unpad) ini merupakan penerima Bidikmisi pertama yang lulus dari Unpad.

"Tentu, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya karena telah memiliki kesempatan mendapatkan Bidikmisi. Namun, ini tidak akan berhenti sampai di sini, sebab ada tanggung jawab lebih besar ada di depan mata. Saya harus bisa bermanfaat untuk orang banyak," tutur Dini saat ditemui di acara Silaturahim Nasional Bidikmisi di Jakarta.

Sebagai penerima beasiswa Bidikmisi, Dini menuturkan, bahwa banyak manfaat ia dapatkan. Selain kuliah di perguruan tinggi negeri secara gratis, ia juga mendapatkan tunjangan setiap bulan dan uang buku setiap semester. Dengan demikian, Dini mengaku tidak membebani orang tuanya.

"Saya bisa meringankan beban orang tua. Orang tua saya dagang seadanya,” ungkap gadis kelahiran Bandung, 19 Februari 1992 ini.

Dengan fasilitas gratis biaya kuliah, Dini mengaku memiliki beban moral tersendiri. Ia menjadi terpacu untuk berprestasi dan belajar lebih semangat lagi. Apa yang dia dapatkan, lanjut Dini, harus "dikembalikan" kepada negara. Ia harus menjadi orang yang bermanfaat untuk bangsa dan negara.

"Saya ingin bisa melanjutkan studi, soalnya kalau sudah tambah tua nanti konsentrasi berkurang, kesibukan juga semakin bertambah. Makanya, kalau bisa cepat lulus, kenapa enggak," tutur Dini yang lulus dengan IPK 3,59 ini.

Ditanya soal strategi belajar, Dini mengaku tidak memiliki strategi khusus. Ia juga mengaku dapat membagi waktu secara seimbang antara belajar, bermain, dan berorganisasi.

"Ya, kalau ada tugas jangan ditunda-tunda, harus langsung dikerjakan. Di kelas juga harus fokus sama apa yang disampaikan dosen. Kalau waktunya main ya main, waktunya belajar ya belajar. Harus bisa menempatkan waktu yang sesuai," tutur Dini, yang aktif di Himpunan Mahasiswa Ilmu Sejarah ini.

Saat ini, dengan segala yang diperolehnya itu, Dini berharap bisa mengamalkan ilmunya minimal untuk orang-orang disekitarnya. Ia juga ingin meningkatkan kualitas diri agar bisa bermanfaat untuk masyarakat. Ke depannya, Dini berharap dapat mewujudkan cita-citanya untuk menjadi dosen.

Dini mengatakan, Dengan menjadi dosen, ia ingin mendidik sekaligus membentuk generasi muda untuk bisa berjuang membangun bangsa. Selain itu, ia juga ingin melakukan berbagai penelitian yang dapat bermanfaat untuk orang banyak, terutama terkait bidang ilmu yang kini sedang ditekuninya, ilmu pariwisata.

"Walaupun negara lain sudah maju, sebenarnya Indonesia enggak ketinggalan, tapi sedang berkembang. Jadi, ya perkembangan ilmu pengetahuan sudah cukup bagus, tapi mesti lebih banyak lagi kaum muda yang bangkit untuk membangun bangsa ini," ujar Dini.

0 komentar

Inilah Jadwal Ujian Nasional 2014!

unas

Tahun ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) kembali menggelar ujian nasional (UN). Kemendikbud menggelar UN untuk mengukur standar nasional dengan komposisi 60:40 (UN:nilai sekolah).

Jadwal UN tahun pelajaran 2013/2014 untuk tingkat SMA/MA, SMK/MAK, dan SMALB dilaksanakan pada 14-16 April 2014.

Untuk UN SMP, MTs, dan SMPLB dilaksanakan pada tanggal 5-8 Mei 2014.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim pada penutupan Konvensi UN di Kemendikbud, Jakarta, tengah tahun silam, mengatakan, harus ada ujian yang mengukur standar nasional. Menurut dia, perlu ada ujian yang mengukur kompetensi peserta didik pada akhir masa belajar di satuan pendidikan.

"Akhirnya kita sepakat, tahun depan tetap melaksanakan ujian nasional dengan komposisi (UN:nilai sekolah) 60:40," ujar Musliar.
Musliar mengatakan, komposisi untuk menentukan nilai akhir ini masih sama dengan penyelenggaraan UN pada tahun ini. Pada tahun-tahun ke depan, lanjut dia, baik nilai ujian sekolah maupun nilai UN, keduanya akan menentukan kelulusan peserta didik masing-masing dengan komposisi 100 persen.

0 komentar

Pembelajaran Berbasis “Multiple Intelligence”

BERBICARA tentang pendidikan, kerap kali pikiran orang hanya terpusat pada dimensi akademis yang menjadi tolak ukur dalam kemajuan intelektualitas anak didik. Padahal terdapat multi aspek yang terkait di dalamnya, mulai dari pekembangan psikologi anak hingga pembentukan karakter, pribadi yang kualitas.

Dalam rumusan UU Sisdiknas tahun 2003 ditegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Anak didik dan proses pembelajaran merupakan dua dimensi berbeda yang perlu disinkronisasikan secara holistik dan terpadu. Penyelarasan antara aspek pembelajaran dengan perkembangan anak didik akan membangkitkan motivasi dan gairah belajarnya. Menurut teori Multiple Intelligence, bahwa setiap anak memiliki aneka ragam kecerdasan, yaitu meliputi; bahasa, logika, musikal, visual atau spasial, kinestetik, intrapersonal dan interpersonal.

Selama ini, yang dianggap sebagai kecerdasan adalah melulu kecerdasan bahasa dan kecerdasan logika (matematika), sedangkan yang lain dianggap tidak, atau sekurang-kurangnya “tidak berhubungan langsung”, dengan masalah kecerdasan. Menurut pakar psikologi, Howard Gardner, proses pembelajaran atau lebih dikenal dengan sebutan kata “mendidik” erat kaitannya dengan pelibatan semua elemen saraf dan potensi yang ada di alam jiwa anak itu.

Proses pembelajaran bukanlah sekadar masalah cara belajar, melainkan menyangkut cara terbaik bagi seseorang untuk menerima dan memahami informasi. Pada umumnya, orang belajar dengan membaca, tapi orang-orang tertentu dapat memahami lebih baik dengan cara mendengar atau mengamati. Ada juga yang senang berdiskusi dengan orang lain, tapi ada yang lebih cepat mengerti dengan cara melihat gambar atau bagan.

Dengan cara seperti itu berarti tidak ada anak yang tidak berbakat, semua pasti punya bakat, meski masing-masing anak bisa berbeda bakatnya. Bertolak dari realitas tersebut, kini metode pembelajaran diarahkan untuk pertumbuhan dan perkembangan peserta didik, yang lebih dikenal dengan istilah sistem student center.

Melalui sistem student center diharapkan setiap anak didik aktif dalam kegitan pembelajaran materi, baik berlangsung di dalam kelas maupun di luar kelas. Dengan model tersebut anak didik akan terangsang untuk mengasah kemampuan, pengalaman, ketrampilan dan kemandiriannya.

Hakikat dari tujuan pembelajaran adalah untuk menumbuhkan semangat belajar anak didik agar berkembang potensinya secara utuh. Melalui pembelajaran berbasis “Multiple Intelligence” ini dimaksudkan agar tidak terjadinya kesenjangan “kecerdasan” pada pribadi anak didik.

Pendekatan “Multiple Intelligence” dapat diterapkan ke dalam setiap jenis mata pelajaran, baik bidang studi eksak (ilmu-ilmu pasti) maupun sosial, termasuk ilmu agama. Apalagi dengan berkembangnya sains modern dan kemajuan bioteknologi seperti saat ini, menuntut semua pendidik mampu mensinergikan nilai-nilai ontologi, epistemologi dan aksiologi terhadap ragam keilmuan yang ada. Sebab dari perspektif filosofis, tidak ada suatu keilmuan yang berdiri sendiri tanpa memiliki hubungan yang sinergis dengan ilmu lain.

================
Bisnis Online yang Paling Banyak Bonusnya klik disini
================

0 komentar
 
Support : Aditya Nusantara | Berita Terbaru | Berita Kampus
Copyright © 2014. IMAKA MALANG - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger